Suara.com - Menurut analisis anggota Komisi III DPR Akbar Faisal terhadap pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, terdiri dari beberapa lapisan.
Urutan paling atas adalah Taat Pribadi sebagai sang guru. Berikutnya lapisan pengikut yang disebut Sultan Agung. Di bawahnya lagi pengikutnya diberi nama Sultan. Kemudian di bawah Sultan lapisan koordinator, selanjutnya penasehat.
Taat Pribadi telah melantik 150-an lapisan Sultan yang kini tersebar di seluruh Indonesia. Soal tugas, kata Akbar, tidak jelas.
"Pada saat di Polda Jawa Timur saya tanya, Sultan Agung dan Sultan ini apa tugasnya? Dia diam dan mengatakan, 'nggak ada.' Sesuka-suka anda saja? Dan dia hanya tersenyum dan kakinya bergerak-gerak tanpa beban. Ini polanya. Dalam realitasnya, orang-orang ini ada tugasnya," kata Akbar kepada Suara.com, Rabu (5/10/2016).
Akbar menambahkan setiap daerah memiliki koordinator utama yang tugasnya mencari uang atas nama agama sambil mencari warga yang mau menggandakan uang.
Salah satu korban penipuan penggandaan uang bernama Najemiah. Akbar telah bertemu Najemiah, akhir pekan lalu. Katanya, Najemiah mendapat perlakuan khusus di padepokan.
Perlakuan khusus tersebut diberikan karena uang Najemiah sangat besar, mencapai miliaran rupiah. Setiap berlangsung pengajian, kata Akbar, Najemiah selalu duduk di dekat Taat Pribadi.
Bahkan, padepokan menyediakan mobil khusus buat Najemiah saat datang ke padepokan.
"Kemudian, (kedudukan Najemiah di padepokan) antara Guru Besar dan Sultan Agung, di situlah tempatnya. Dia (Najemiah) diberikan tongkat berkepala garuda. Dan itu yang dibawa kemana dia berada. Bangga dia dengan itu. Orangtua ini, memang dia orang kaya, tapi dia tidak paham yang beginian," kata Akbar.
Setiap bertindak, kata Akbar, Dimas Kanjeng beralasan ada orang yang mengendalikan. Orang tersebut disebutnya dengan istilah Abah.
Ada 117 Abah. Abah ini yang nantinya bertugas untuk menyimpan uang yang akan digandakan. Namun, menurut Akbar, Abah-abah tersebut sebenarnya fiktif.
"Salah satunya Abah Ilyas, termasuk Abah Dofir yang disampaikan kepada kami di mana dia menyimpan uang yang harusnya dibagikan sebanyak 1 triliun, katanya ada di Tomang, entah di mana," ujar Akbar.
Akbar menyebut korban penipuan Taat Pribadi mencapai ratusan orang yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk profesor dan dosen.
Tag
Berita Terkait
-
Setelah di Penjara, Dimas Kanjeng Kembali Berjaya? Fakta di Balik Padepokannya yang Kembali Ramai
-
8 Kasus Dukun Palsu Pengganda Uang yang Pernah Bikin Gempar Seluruh Indonesia
-
4 Kasus Dukun Pengganda Uang yang Menggemparkan, Terbaru Kasus Mbah Slamet
-
Selain Dukun Mbah Slamet, Ini 3 Kasus Penggandaan Uang yang Telan Korban Jiwa
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka