Arman mengimbau masyarakat yang pernah dirugikan Taat Pribadi untuk segera melapor ke posko. Polres Probolinggo telah membuka 24 posko pengaduan.
"Kita membuka 24 posko pengaduan yang tersebar di masing-masing polsek. silakan, laporkan saja, jika ada yang telah dirugikan Dimas Kanjeng," ujar Arman.
Arman juga meminta masyarakat yang anggota keluarganya belum pulang karena menjadi pengikut Taat Pribadi untuk segera memberitahu polisi.
"Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarga. Dimana, anggota keluarganya itu adalah pengikut padepokan Dimas Kanjeng. Kami harapkan segera melapor," katanya.
"Dilaporkan dimana saja tidak masalah, baik itu di Papua, Aceh dan seterusnya. Ini namanya kasus hukum locus delicti. Artinya, berlakunya hukum pidana yang dilihat dari segi lokasi terjadinya hukum pidana itu. Jadi, proses hukum itu nanti tetap mengarah ke satu pelaku dan itu akan bisa diproses," mantan Kasubdit II Reskoba Polda Metro Jaya menambahkan.
Anggota DPR Siap Tanggung Biaya Pulang 230 Pengikut
Kasus yang menyeret Taat Pribadi bukan hanya penggandaan uang, dia juga telah ditetapkan menjadi tersangka untuk dua kasus pembunuhan terhadap dua pengikutnya, Ismail Hidayah dan Abdul Ghani.
Sejak kasus tersebut muncul, padepokan langsung menjadi perhatian semua pihak. Rombongan Komisi III DPR berkunjung ke Padepokan Dimas Kanjeng, dua pekan lalu. Setelah itu, anggota DPR dari daerah pemilihan Probolinggo-Pasuruan, Hamka Haq, juga ikut datang.
Ketika datang, anggota Komisi VIII tersebut didampingi Arman dan dikawal anggota Brimob.
Tujuan kedatangan Ketua Baitul Muslimin Pusat itu untuk menyaksikan langsung kondisi pengikut Taat Pribadi yang bertahan di tenda-tenda demi menjaga padepokan.
Menurut informasi, jumlah pengikut yang bertahan di sekitar padepokan sekitar 230 orang. Mereka memutuskan tak akan pulang sampai Taat Pribadi bebas.
Hamka berdialog langsung dengan para pengikut. Dia menawarkan untuk membiayai mereka pulang ke kampung masing-masing. Namun, mereka menolak.
"Kami berharap mereka pulang ke kampungnya masing-masing. Karenanya, saya tawarkan mereka jasa pemulangan gratis. Ini saya lakukan agar tidak ada lagi pengikut yang masih bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng ini. Di sini kondisinya kan tak layak pakai," ujar Hamka.
"Untuk pengikut dari luar Probolinggo dan masuk provinsi Jawa Timur. Nanti pemulangannya kami fasilitasi menggunakan kendaraan bus. Sedangkan, luar provinsi ataupun luar Jawa, kita sediakan tiket pesawat gratis," Hamka menambahkan.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan Kecamatan Gading saat ini tengah mendata mereka. Yang mau dipulangkan, langsung dicatat.
"Kita akan bergerak cepat, mendata siapa saja pengikut yang bersedia pulang. Namun, karena keyakinan yang cukup kuat, kadang mereka enggan untuk dipulangkan. Mereka mengaku masih tetap mau ditinggal di Padepokan," ujar Camat Gading, Slamet Hariyanto.
Menurut Slamet pengikut Taat Pribadi yang masih bertahan, berasal dari berbagai daerah, di antaranya Makassar, Bali, Palembang, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
"Rata-rata mereka masih keberatan untuk dipulangkan. Karena belum mendapat perintah dari Ketua Yayasan, Marwah Daud Ibrahim. Kita sudah berkali-kali mengimbau agar mereka pulang. Namun tak pernah diindahkan," kata dia. (Andi Sirajuddin)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Ini Isi Ajakan Membully Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto
Orangtua Berharap Asty Ananta Tak Keluar dari Islam
Lima Cara Sembuhkan Ruam dan Area Hitam di Paha
Pengacara Benarkan Mario Teguh 'Dipecat' Kompas TV Gara-gara Kis
Ini Sosok Cantik Nara Masista yang 'Sentil' 6 Negara di PBB
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Indef Sebut Tantangan Perbankan Ada di Daya Beli, Bukan Soal Likuiditas
-
5 Fakta Kartu Liputan Wartawan Dicabut Gara-gara Tanya MBG ke Prabowo
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana