Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang, Hikmah Bafaqih mengatakan ada 250 hingga 300 kasus kekerasan terharap perempuan dan anak per tahun. Dari total kasus itu, P2TP2A menangani 100 kasus. 15 dari 100 kasus itu adalah trafficking atau perdagangan manusia. Berbagai kasus anak dipicu hubungan yang tidak harmonis antara anak dengan orang tua, atau anak dengan pihak sekolah. Karena itu, tahun lalu P2PT2A membentuk laskar anak. Angkatan pertama terdiri dari 40 anak.
Menanggapi langkah P2TP2A itu, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) mendukung keseriusan P2TP2A membentuk Laskar Anak.
“Kehadiran Laskar Anak itu sebagai bagian aktor penggerak kampanye untuk memasifkan gerakan penolakan kekerasan terhadap anak dan perempuan dalam lingkungan sosial,” kata Presiden Mahasiswa BEM UMM, Fais Mirwan Hamid di Malang, Rabu (12/10/2016).
UMM
Menurut Fais hal yang harus diperhatikan oleh P2TP2A agar selalu proaktif memberikan proses penyadaran melalui pendampingan khusus secara kekeluargaan sebagai bentuk pemberdayaan yang edukatif, tidak cukup hanya mengharapkan kader anak yang dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Pasalnya, lanjut Fais, permasalahan terjadinya perdagangan manusia yang setiap tahun 300 orang sudah bisa menjadi indikator bahwa faktor ekonomi yang menjadi permasalahan pokok.
“Dengan demikian, P2TP2A harus memperluas sinergitas dengan para pemangku kepentingan lain dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dalam masyarakat, seperti melakukan kegiatan pelatihan kewirausahaan agar menciptakan kemandirian yang memiliki manfaat untuk aspek pemenuhan hak dasar hidup,” ujarnya.
“Sebagai wujud pengabdian masyarakat, BEM UMM siap bersinergi bersama P2TP2A melakukan pemberdayaan berbasis kerakyatan untuk kepentingan rakyat,” ujarnya lebih lanjut.
Fais yang juga mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UMM itu menegaskan peran serta orang tua dalam mendidik dan merawat anak adalah benteng utama untuk menghindari terjadinya kekerasan. Hal ini, sambung Fais, bisa ditelisik dari pola orang tua mendidik anak, kadang kala aspek kekerasan nyaris digunakan terhadap anak, tentu saja hal ini perlu menjadi perhatian yang serius bagi orang tua, sebab bila tidak maka masa depan anak-anak kita akan suram.
Peneliti kebijakan publik, Riyanda Barmawi berpandangan, selain melibatkan pemangku kepentingan masyarakat, lembaga Kampus, dan LSM, keterlibatan pemerintah jangan hanya hadir di saat anak tersebut mengalami penyiksaan, tetapi harus dimulai dengan sosialisasi tentang perlindungan anak sejak dini.
Menurut Riyanda kekerasan terhadap anak kental kaitannya dengan HAM. Karena itu, perlu edukasi orang tua mengenal HAM.
“Negara dalam hal ini pemerintah harus melindungi warga negaranya demi mewujudkan pendidikan anak yang bebas dari kekerasan,” tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf