Suara.com - Seorang mantan jenderal militer berusia 96 tahun ditunjuk menjadi pemangku tahta sementara Kerajaan Thailand, menyusul mangkatnya Raja Bhumibol Adulyadej. Sang mantan jenderal, Prem Tinsulanonda, akan bertahta sampai pewaris tahta, Putra Mahkota Pangeran Maha Vajiralongkom, dinobatkan menjadi raja.
Munculnya sosok Prem mengejutkan banyak pihak, terutama masyarakat dunia internasional. Lalu siapakah lelaki ini?
Prem ternyata bukan sosok yang asing bagi masyarakat Thailand. Dirinya kerap menghadiri acara-acara kerajaan, bahkan memberikan pidato.
Prem lahir di Provinsi Songkhla pada tahun 1920. Ia masuk ketentaraan pada era Perang Dingin dan dipromosikan menjadi panglima angkatan bersenjata Thailand pada tahun 1978.
Dua tahun kemudian, ia menjadi perdana menteri. Naiknya Prem ke kursi perdana menteri dipandang sebagai kudeta senyap yang mendapat dukungan dari raja dan ratu Thailand.
Selama menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 1980 hingga 1988, stabilitas politik dan ekonomi Thailand relatif terjaga. Kondisi tersebut amat berlawanan dengan masa-masa sebelum dirinya menjabat.
Selepas menjadi perdana menteri, Prem menjadi Ketua Dewan Penasihat Raja Bhumibol Adulyadej.
Mengapa Prem yang memangku tahta setelah Raja Bhumibol mangkat?
Undang-undang suksesi tahun 1924 dan konstitusi Thailand, memandatkan bahwa sampai raja selanjutnya dilantik, maka Ketua Penasihat Raja secara otomatis akan menjadi pemangku tahta sementara.
Ini dilakukan untuk memberikan waktu berkabung bagi pewaris tahta, Pangeran Vajiralongkom, sekaligus mempersiapkan diri sebelum dilantik menjadi raja.
Sampai kapan Prem menjabat?
Pangeran sudah menyatakan keinginannya untuk dilantik pada waktu yang tepat usai perkabungan usai. Namun, belum diketahui jelas kapan pelantikan dilakukan.
Pemimpin junta militer Thailand Prayut Chan-O-Cha mengatakan, pelantikan akan dilakukan menyusul pemakaman mendiang raja. Namun, pemakaman itu sendiri baru akan digelar selepas setahun masa perkabungan.
Apa yang sudah dilakukan Prem bagi Thailand?
Memangku dua jabatan pada era tahun 1980an, yakni sebagai perdana menteri dan Ketua Dewan Penasihat, Prem berperan sebagai pelindung kerajaan lantaran hubungan baiknya dengan Bhumibol.
"Ia mampu menjadikan militer sebagai mekanisme monarki namun juga mempertahankan militer sebagai institusi berpengaruh dalam dunia perpolitikan Thailand," kata Paul Chambers, pakar militer Thailand kepada AFP.
Sejak berakhirnya masa monarki absolut pada tahun 1932, Thailand menjadi saksi 12 kudeta pemerintahan yang berjalan sukses. Menurut Chambers, lima diantaranya diinisiasi atau mendapat campur tangan dari Prem.
Salah satunya adalah kudeta yang terjadi pada tahun 2014, yakni penggulingan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, pemerintahan yang terpilih secara demokratis. Yingluck adalah adik perempuan Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri yang juga digulingkan oleh kudeta pada tahun 2006 silam.
Prem dan Thaksin adalah musuh bebuyutan. Thaksin populer di kalangan masyarakat pedesaan, terutama di kawasan utara dan timur laut Thailand.
Kala itu, Thaksin terpilih menjadi perdana menteri usai memenangkan pemilu. Namun, ia dilengserkan oleh militer dan kaum aristokrat yang menganggapnya sebagai ancaman.
Menurut pakar politik Thailand di Universitas Kyoto, Jepang, Pavin Chachavalpongpun, Thaksin jadi musuh nomor satu kubu kerajaan. Prem-lah yang berperan di balik penggulingan Thaksin dari kekuasaan. (AFP)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Pasukan Ungu Muncul di Jakarta, Apa Sih Kerjaan Mereka?
Foto Biarawati dan Ustadz Ini Jadi Bahasan 'Hangat' di Sosmed
Lima Cara Sembuhkan Ruam dan Area Hitam di Paha
Asty Ananta Tunjukkan Foto Menikah Secara Islam
Kejujuran Reza Akui Praktik Seks Aa Gatot Diapresiasi
Penjelasan Jessica Soal Foto Selonjoran di Sel Polda akan Gempar
Berita Terkait
-
Duet Maut Sandy Walsh dan Shayne Pattynama, Buriram United Jadi Mesin Pembantai di Liga Thailand
-
Thailand Umumkan Kabinet Baru, Siapa Saja yang Mendampingi PM Anutin Charnvirakul?
-
Seblak: Jajanan Indonesia yang Mendapatkan Popularitas di Thailand
-
Bangkok 'Ditelan Bumi'! Jalan di Depan Rumah Sakit Amblas Jadi Lubang 50 Meter
-
Viral Lubang Raksasa Telan Truk dan Rumah Sakit di Bangkok Thailand, MRT Terancam
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba
-
Nyaris 7.000 Siswa Keracunan, Cak Imin Janji Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis
-
Adu Kekayaan Mardiono Vs Agus Suparmanto, Saling Klaim Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Kasad Maruli Pimpin Kenaikan Pangkat 65 Jenderal TNI AD, 3 di Antaranya Sandang Pangkat Letjen
-
Parade Bintang di Lautan: 67 Jenderal TNI AL Naik Pangkat, KSAL Pimpin Langsung Upacara Sakral
-
Momen Eks Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Tinggalkan Bui, Dikawal Ketat di Pernikahan Anak
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Mendagri Tekankan Efisiensi Anggaran dalam Konsinyering RKA 2026
-
Kekayaan Mardiono yang Terpilih Jadi Ketum PPP, Tembus Triliun di LHKPN
-
Sosok Muhammad Mardiono, Klaim Terpilih Ketum PPP di Tengah Kericuhan Muktamar