Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dianggap gagal menangani serangan terhadap kalangan sipil oleh pasukan pemerintah di Hotel Terrain di Sudan Selatan, pada Juli lalu.
Padahal, menurut hasil penyelidikan yang dilakukan PBB, hotel di ibu kota, Juba, itu berada kurang dari satu mil dari kompleks PBB.
"Dalam serangan itu, para warga sipil menjadi korban dan menyaksikan berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang begitu parah, termasuk pembunuhan, intimidasi, kekerasan seksual hingga aksi-aksi seperti penyiksaan oleh para tentara bersenjata pemerintah," kata hasil penyelidikan.
Penyelidikan independen diluncurkan untuk menilai penanganan oleh misi penjaga perdamaian PBB di wilayah itu, UNMISS, terhadap pertempuran selama beberapa hari di Juba antara pasukan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan pasukan yang setia kepada pesaing Kiir, Riek Machar.
"Kurangnya kepemimpinan di pihak personel senior kunci pada misi itu berujung pada tanggapan yang kacau dan tidak efektif terhadap kekerasan yang berlangsung," menurut ringkasan laporan penyelidikan tersebut.
Laporan penyelidikan menemukan bahwa para personel penjaga perdamaian tidak bergerak dalam satu komando "sehingga ada beberapa perintah yang kadang-kadang berlainan kepada empat kontingen pasukan dari China, Ethiopia, Nepal dan India." Laporan mengatakan kendati ada permintaan berkali-kali agar pasukan perdamaian menangani serangan di Hotel Terrain, "setiap kontingen UNMISS mengabaikan permintaan itu." Sekretaris Jenderal PBB Bank Ki-moon telah meminta agar komandan pasukan UNMISS yang berasal dari Kenya segera diganti, kata juru bicara Ban, Stephane Dujarric, Selasa (1/11/2016). Utusan PBB untuk Sudan Selatan, Ellen Loj, akan mengundurkan diri pada November.
Pertikaian politik antara Kiir dari etnis Dinka dan mantan wakilnya Machar dari Nuer berakibat pada munculnya perang saudara pada 2013.
Kedua pihak telah menandatangani kesepakatan perdamaian tahun lalu namun pertempuran terus berlangsung.
Pasukan-pasukan penjaga perdamaian PBB telah dikerahkan ke Sudan Selatan sejak 2011, ketika negara itu mendapat kemerdekaan dari Sudan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah