Suara.com - Rusia memperkirakan berbagai sanksi terkait konflik Ukraina akan tetap diterapkan oleh negara-negara Barat, kendati Donald Trump muncul sebagai pemenang pemilihan Presiden AS. Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Dmitry Medvedev.
"Menurut kami, tidak akan ada perubahan pada sanksi-sanksi tersebut," kata Medvedev dalam jumpa pers di Jericho, Tepi Barat, setelah ia bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Jumat (11/11/2016) waktu setempat.
"Terlepas dari hasil pemilihan di negara mana pun, termasuk pemilihan yang penting di Amerika Serikat, perkiraan kami masih belum berubah," katanya.
Trump membuat dunia terperangah dengan mengalahkan saingan beratnya, Hillary Clinton, dalam pemilihan presiden AS pada Selasa.
Kemenangan itu memunculkan spekulasi bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia kemungkinan akan dikurangi karena kalangan luas melihat Trump tampak bersahabat terhadap Kremlin. Seorang diplomat senior juga mengatakan bahwa pemerintah Rusia menjalin kontak dengan para anggota tim politik Trump pada masa kampanye presiden AS. [Reuters]
Trump Jadi Presiden AS, Sanksi ke Rusia Tetap Diterapkan
Rusia memperkirakan berbagai sanksi terkait konflik Ukraina akan tetap diterapkan oleh negara-negara Barat, kendati Donald Trump muncul sebagai pemenang pemilihan Presiden AS. Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Dmitry Medvedev.
"Menurut kami, tidak akan ada perubahan pada sanksi-sanksi tersebut," kata Medvedev dalam jumpa pers di Jericho, Tepi Barat, setelah ia bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Jumat (11/11/2016).
"Terlepas dari hasil pemilihan di negara mana pun, termasuk pemilihan yang penting di Amerika Serikat, perkiraan kami masih belum berubah," katanya.
Trump membuat dunia terperangah dengan mengalahkan saingan beratnya, Hillary Clinton, dalam pemilihan presiden AS pada Selasa.
Kemenangan itu memunculkan spekulasi bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia kemungkinan akan dikurangi karena kalangan luas melihat Trump tampak bersahabat terhadap Kremlin. Seorang diplomat senior juga mengatakan bahwa pemerintah Rusia menjalin kontak dengan para anggota tim politik Trump pada masa kampanye presiden AS. [Reuters]
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Mendagri Minta PKK Papua Pegunungan Pastikan Program Tepat Sasaran