Suara.com - Aksi penolakan warga terhadap paslon cagub-cawagub DKI Jakarta, Ahok-Djarot di sejumlah titik di Ibu Kota dianggap sebagai penistaan demokrasi. Sebab, Ahok dan Djarot turun ke lapangan dalam rangka kampanye dan ingin menyampaikan visi dan misi.
"Ini tidak baik di dalam proses berdemokrasi kita. Ini penistaan terhadap demokrasi," kata Tim Sukses dan Relawan Ahokers, Ivan Hoe Semen dalam diskusi bertajuk 'Ahok Effect'di Warung Daun, Cikini, Jakarta Selatan, Sabtu (19/11/2016).
Menurut Ivan, penistaan demokrasi terjadi bila ada hak-hak orang lain yang terciderai. Karenanya, dia berharap, agar setiap orang yang ingin dihargai haknya harus menghargai orang lain lebih dulu.
"Sebagai contoh, saya sampaikan, ya kalau menurut saya, saya melihat salah satunya penolakan ini menjadi pembelajaran kita bersama. Kita harus sama-sama taat pada aturan main berdemokrasi. Ketika memang sudah disepakati bersama, kita harus menjaga jangan menuntut hak tapi justru mengabaikan hak orang lain," ujarnya menuturkan.
Dia kemudian menyinggung soal aksi unjuk rasa terkait kasus Ahok pada 4 November lalu. Kata dia, demonstrasi memang dihalalkan di dalam undang-undang.
"Tapi di satu sisi kita harus menjaga persatuan. Kalau terkait dengan penegakan hukum, tentunya saya tidak mau masuk terlalu jauh karena sudah diserahkan pada Polri dan kita percaya Polri independen," katanya.
Aksi penolakan Ahok sebenarnya sudah terjadi ketika dia masih aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta. Salah satunya adalah ketika dia ingin meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun, penolakan warga terhadap Ahok makin menjadi-jadi setelah mantan Bupati Belitung Timur itu tersandung kasus penistaan agama. Bahkan, Djarot yang menjadi pasangan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 juga ikut ditolak.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka