Ahok-Djarot saat menghadiri peringatan Maulid Nabi di Jakarta, Senin (19/12/2016). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sepakat bahwa dirinya dengan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diibaratkan seperti pohon di hutan yang lurus. Ia menilai keduanya kerap kali dijatuhkan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan keduanya memimpin DKI Jakarta. Salah satu upaya yang dilakukan lawan politiknya yakni menyeret Ahok terkait kasus penistaan agama yang dituduhkan kepadanya mantan Bupati Belitung Timur.
"Saya pikir bener kata Pak Basuki, kalau jadi pohon di hutan jangan lurus-lurus, kalau lurus-lurus ditebang terlebih dahulu. Saya dan Basuki ditakdirkan harus lurus tidak boleh belak-belok, "ujar Djarot dalam doa bersama di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Mantan Wali Kota Blitar itu mengungkapkan bahwa kekuatan seorang pemimpin itu yakni bisa dicintai oleh rakyatnya seperti akar pohon yang kuat. Djarot menceritakan bahwa dirinya kerap diuji menjadi pemimpin namun tetap dicintai rakyatnya.
"Saya 10 tahun diuji jadi wali kota, diuji jadi dekan, wakil rektor, jadi anggota DPRD Jawa Timur. Alhamdulilllah lolos karena kita lurus-lurus dan dicintai, dilindungi Allah, mempunyai akar kuat karena dicintai rakyat. Manusia tidak bisa dipotong sebenernya tapi dicabut. Kalau lurus banget, gede, biasanya akarnya kuat. Akarnya siapa ? Ya rakyat,"kata Djarot.
Lebih lanjut ia meyakini bahwa masyarakat Jakarta memiliki hati nurani yang tidak mudah dibohongi oleh pencitraan.
"Warga Jakarta nggak gampang dibohongi, nggak mudah terlena dengan pencitraan. Dia lihat bukti nyata. Karena kalau sudah bersih, maju terus asalkan rakyat Jakarta betul-betul sejahtera, penuh isi otaknya, isi perutnya, penuh dompetnya. Sepanjang kita berbuat kebaikan, sepanjang bermanfaat bagi rakyat, kita harus berani,"sambungnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka