Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mengikuti Debat Pilkada DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Baca 10 detik
Memasuki segmen keempat acara debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni mendapat kesempatan bertanya ke pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat.
Saat Agus hendak bicara, alat pengeras suara tidak berfungsi. Peristiwa ini membuat ratusan pendukung Agus - Sylvi yang berada di dalam ruang Birawa, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, bersorak.
Mendengar sorakan dari pendukung Agus - Sylvi, moderator Tina Talisa meminta pendukung tenang.
"Waktu nggak akan dikurangi, waktu mundur baru dikurangi setiap calon bicara," kata Tina.
Agus terlihat menujuk ke salah satu panitia acara dan mengatakan mic yang digunakan tak berfungsi. Kemudian, salah seorang panita acara naik ke atas panggung untuk memperbaiki mic.
Selanjutnya, Agus kembali bertanya ke Ahok. Dalam kesempatan ini, Agus menayakan mengenai diskresi yang dikeluarkan Ahok saat masih aktif sebagai gubernur Jakarta.
"Dan ada beberapa pergub yang dilahirkan akhir ini, ada alasan argumentasi diskresi sebagaimana Koefisien Lantai Bangunan?. KLB masuk dalam kompensansi. Apa ini bertentangan membangun birkorasi, mohon dijelaskan?" katanya.
Kemudian, Ahok pun menjawab dan menerangkan dirinya merupakan mantan anggota DPR RI komisi II, dimana ada aturan yang mengatur tentang KLB.
"Kita ada aturan dalam perda. KLB boleh ditinggin. Anda mau teriak satu T (triliun) nggak bisa. Nggak ada pengaturan menerima uang tunai," katanya.
Tema debat kedua ini adalah reformasi birokrasi, pelayanan publik dan pengelolaan kawasan perkotaan.
Saat Agus hendak bicara, alat pengeras suara tidak berfungsi. Peristiwa ini membuat ratusan pendukung Agus - Sylvi yang berada di dalam ruang Birawa, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, bersorak.
Mendengar sorakan dari pendukung Agus - Sylvi, moderator Tina Talisa meminta pendukung tenang.
"Waktu nggak akan dikurangi, waktu mundur baru dikurangi setiap calon bicara," kata Tina.
Agus terlihat menujuk ke salah satu panitia acara dan mengatakan mic yang digunakan tak berfungsi. Kemudian, salah seorang panita acara naik ke atas panggung untuk memperbaiki mic.
Selanjutnya, Agus kembali bertanya ke Ahok. Dalam kesempatan ini, Agus menayakan mengenai diskresi yang dikeluarkan Ahok saat masih aktif sebagai gubernur Jakarta.
"Dan ada beberapa pergub yang dilahirkan akhir ini, ada alasan argumentasi diskresi sebagaimana Koefisien Lantai Bangunan?. KLB masuk dalam kompensansi. Apa ini bertentangan membangun birkorasi, mohon dijelaskan?" katanya.
Kemudian, Ahok pun menjawab dan menerangkan dirinya merupakan mantan anggota DPR RI komisi II, dimana ada aturan yang mengatur tentang KLB.
"Kita ada aturan dalam perda. KLB boleh ditinggin. Anda mau teriak satu T (triliun) nggak bisa. Nggak ada pengaturan menerima uang tunai," katanya.
Tema debat kedua ini adalah reformasi birokrasi, pelayanan publik dan pengelolaan kawasan perkotaan.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD