Suara.com - Aksi unjuk rasa sebagai bentuk kemarahan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump digelar di beberapa kota di Inggris seperti London, Manchester, Glasgow, Cardiff, Newcastle, Sheffield, dan Oxford pada Senin siang lalu waktu setempat. Sejumlah mahasiswa asal Indonesia juga ikut alam aksi tersebut.
"Saya mengikuti demo di Manchester terkait kebijakan Trump yang melarang tujuh negara muslim untuk masuk Amerika karena dianggap teroris dan ada beberapa pelajaran hidup yang tidak bisa dilupakan, kata Media Wahyudi Askar, salah satu pelajar yang tengah menuntut ilmu di Inggris.
"Saya lihat banyak mahasiswa master maupun doktoral berbagai negara yang ikut demo bahkan unjuk rasa juga diikuti oleh dosen-dosen saya di kampus," ujarnya lagi.
Pengunjuk rasa dari berbagai latar belakang bersatu mengungkapkan kemarahan kepada Trump. Di London, demonstrasi digelar di depan kediaman resmi Perdana Menteri Inggris, 10 Downing Street, yang tidak jauh dari ikon obyek wisata seperti Big Ben dan juga di Alun-alun Trafalgar kota London.
PM Inggris Theresa May jadi sasaran kemarahan pendemo karena menjadi pemimpin dunia pertama yang melakukan pertemuan dengan Trump.
Ribuan orang turun ke jalan dengan agenda demo yang tersusun rapi, lengkap dengan poster dan spanduk yang dibuat apa adanya. "Tetapi dibalik itu, ada yang membuat saya merinding, peserta demo sebagian besar adalah kalangan non-muslim, ujar Media yang pernah menjadi asisten riset di UGM.
Media pun bertanya tidak adanya suara yang menuntut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk memprotes kebijakan Trump. Dia juga mempertanyakan ke mana para politisi Indonesia seperti Fadli Zon dan Setya Novanto di saat kondisi seperti ini.
Menurut Media, ormas islam di Indonesia seperti FPI, NU, Muhammadiyah, HMI, KAMMI, dan harusnya juga bersuara melawan kebijakan Trump.
"Ormas Islam di Indonesia ada yang terjebak pada retorika politik, yang sayangnya malah merusak persatuan umat Islam itu sendiri. Ormas Islam lainnya memang masih terus berjuang meyakinkan masyarakat. Tapi sayangnya harus melawan penggembosan sana sini, yang berakibat banyaknya orang Islam yang tidak lagi percaya dengan ulama," katanya. [Antara]
Baca Juga: Pembicaraan Suriah oleh Dewan Keamanan PBB Ditunda
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah