Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sela-sela acara konser 'Gue 2' di Senayan, Jakarta, Sabtu (4/2/2017). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Direktur Riset Media Survei Nasional Sudarto mengatakan polemik sikap calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dianggap menghina Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin di persidangan perkara dugaan penistaan agama dan rumor penyadapan terhadap percakapan Ma'ruf dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turut mempengaruhi elektabilitas pasangan Ahok-Djarot Djarot Saiful Hidayat menjelang pilkada.
Tetapi, kata Sudarto, pengaruhnya kecil. Menurut survei hanya sebanyak 5,6 responden yang melihat isu tersebut.
"Saat data diambil, isu penghinaan dan dugaan penyadapan terhadap Ketua MUI pada persidangan masih relatif kecil," ujar Sudarto dalam jumpa pers hasil survei di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).
Namun, kata Sudarto, jika isu tersebut semakin membesar, pengaruhnya terhadap elektabilitas Ahok-Djarot juga berpotensi meningkat.
"Namun bila isu ini membesar akan mengganggu elektabilitas Ahok-Djarot," katanya.
Sudarto menyontohkan kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Ahok. Kasus tersebut sempat menurunkan elektabilitas Ahok ketika itu pada bulan November. Dari 34,2 persen pada survei September, menjadi 26,6 persen pada bulan berikutnya.
"Bila kasus tudingan penghinaan terhadap Ketua MUI membesar dan masif serta bila tone negatif kasus penistaan membesar lagi, elektabilitas Ahok menurun," kata dia.
Namun survei terakhir Media Survei Nasional menyebut tingkat elektabilitas Ahok-Djarot meningkat menjadi 29,8 persen. Posisi kedua Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan elektabilitas 27,8 persen, dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan elektabilitas 26,1 persen.
Survei dilakukan pada 29 Januari hingga 2 Februari 2017 dengan sampel 800 responden, dengan margin of error sebesar +/-3,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun metode dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kotamadya dan gender.
Tetapi, kata Sudarto, pengaruhnya kecil. Menurut survei hanya sebanyak 5,6 responden yang melihat isu tersebut.
"Saat data diambil, isu penghinaan dan dugaan penyadapan terhadap Ketua MUI pada persidangan masih relatif kecil," ujar Sudarto dalam jumpa pers hasil survei di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).
Namun, kata Sudarto, jika isu tersebut semakin membesar, pengaruhnya terhadap elektabilitas Ahok-Djarot juga berpotensi meningkat.
"Namun bila isu ini membesar akan mengganggu elektabilitas Ahok-Djarot," katanya.
Sudarto menyontohkan kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Ahok. Kasus tersebut sempat menurunkan elektabilitas Ahok ketika itu pada bulan November. Dari 34,2 persen pada survei September, menjadi 26,6 persen pada bulan berikutnya.
"Bila kasus tudingan penghinaan terhadap Ketua MUI membesar dan masif serta bila tone negatif kasus penistaan membesar lagi, elektabilitas Ahok menurun," kata dia.
Namun survei terakhir Media Survei Nasional menyebut tingkat elektabilitas Ahok-Djarot meningkat menjadi 29,8 persen. Posisi kedua Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan elektabilitas 27,8 persen, dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan elektabilitas 26,1 persen.
Survei dilakukan pada 29 Januari hingga 2 Februari 2017 dengan sampel 800 responden, dengan margin of error sebesar +/-3,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun metode dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kotamadya dan gender.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras