Yayat mengungkapkan pemasangan spanduk tersebut merupakan kesepakatan semua pengurus masjid.
"Kalau masalah pembuatan spanduk, kami sepakat pengurus masjid bikin dan masjid - masjid banyak juga yang minta ke kami dibikinkan seperti itu (masjid sekitar Setia Budi). Tapi karena kami belum sempat, jadi belum sempat dipasang," ujar Yayat.
Ketika ditanya tujuan memasang spanduk berisi kalimat provokatif itu, Yayat mengatakan semata-mata untuk mengingatkan kembali umat Islam tentang ajaran agama. Dalam kitab suci Al Quran ayat 84 surat At - Taubah, Allah SWT mengatakan janganlah kamu menyolatkan orang - orang munafik itu selamanya, karena sesungguhnya mereka kafir kepada Allah SWT.
"Jadi itu yang kami ingin mengingatkan saudara - saudara kita yang muslim. Agar mereka kembali kepada islam yang benar. Jangan mendukung penoda agama ini intinya (pemasangan spanduk)," ujar Yayat.
Yayat meminta masyarakat jangan mengait-ngaitkan pesan spanduk tersebut dengan kepentingan pilkada Jakarta.
"Bukan, nggak ada urusan pilkada. Kami di sini sosialisasikan, kami ikut gerakan dalam rangka membela Islam, ulama, dan terkait Al Maidah 51. Ini kan dinistakan oleh pejabat yang kebetulan menjadi gubernur dan menjadi peserta pilkada," ujar Yayat.
Tapi Yayat mengakui pesan spanduk tersebut ditujukan kepada warga yang terang-terangan mendukung calon gubernur petahana yang kini berstatus terdakwa perkara dugaan penodaan agama. Calon itu tak lain adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
"Yaitu mereka yang terang-terangan mendukung salah satu penoda agama ini secara arogan. Ini secara terang - terangan lho ya. Kalau yang sembunyi-sembunyi, diam - diam, kalau seandainya mereka meninggal dan dibawa ke sini ya kita salatin karena kan kita nggak tahu. Itu untuk yang mereka terang-terangan ya. Kalau dia non muslim ya kami nggak ada urusan," kata Yayat.
"Itu jadi kalau yang muslim kami ingin mengingatkan kembali. Yang muslim, jangan sampai ayat ini (Ayat 84 surat At Taubah ) berlaku pada anda, walau kondisinya lagi nggak pas. Kondisinya mendekati pilkada jadi pada dikait - kaitin ke pilkada," Yayat menambahkan.
Berita Terkait
- 
            
              Habib Novel Tolak Hadiri Majelis di Kampung yang Menangkan Ahok
 - 
            
              Habib Novel akan Usir Jenazah Pendukung Ahok
 - 
            
              Novel Setuju Spanduk Masjid Tolak Salatkan Jenazah Pendukung Ahok
 - 
            
              Kenapa Masjid Ini Pasang Spanduk Tolak Salatkan Pro Penista Agama
 - 
            
              Ahok Ceritakan Kondisi Dennis, Pasukan Oranye Bernasib Tragis
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Gubernur Riau Kena OTT KPK, PKB Bakal Siapkan Sanksi?
 - 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
 - 
            
              Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?
 - 
            
              Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
 - 
            
              Hadapi Musim Hujan, Pramono Pastikan Banjir Jakarta Bisa Surut Kurang dari 24 Jam
 - 
            
              Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas