Ilustrasi KPU [suara.com/Adrian Mahakam]
Sekretaris Lajnah Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama Syafiq Alieha menilai kelompok oportunis memainkan peran di balik isu SARA yang terjadi jelang pilkada Jakarta. Mereka mempolitisasi isu untuk memenangkan salah satu pasangan calon di pilkada periode 2017-2022. Syafiq menyontohkan propaganda lewat spanduk bertuliskan menolak menyalatkan jenazah pendukung penista agama yang dipasang di sebagian masjid.
"Ini yang melakukan kelompok-kelompok oportunis yang punya kepentingan politik, tetapi mereka menggunakan isu isu agama untuk mempengaruhi publik. Karena dengan isu agama mereka beranggapan publik atau kelompok konservatif lebih mudah dipengaruhi," kata Syafiq dalam diskusi bertajuk Menelaah Potensi Radikalisme di Pilkada DKI di Kafe Cheese Cake Factory, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).
Menurut Syafiq kelompok oportunis memanfaatkan kelompok radikal.
"Kelompok radikal ini berusaha mengagitasi kelompok konservatif untuk bertindak melampaui batas. Seperti spanduk dilarang menyalati (jenazah pendukung calon pemimpin non muslim) itu kelompok-kelompok konservatif, kalau diagitasi kayak begitu mungkin bisa (pecah konflik SARA). Saya kira ini tidak mencerminkan benar-benar bahwa ini dilakukan kelompok-kelompok radikal, tetapi oleh kelompok oportunis," ujar dia.
Syafiq mengatakan kelompok oportunis selalu memanfaatkan momentum untuk mengacaukan situasi untuk kepentingannya sendiri.
"Karena banyak sekali isu yang ditumpangi, ya anggap saja sekarang misalnya Rizieq Shihab (pimpinan FPI) bisa mengintrodusir gagasan NKRI bersyariah, dulunya kan nggak ada, tapi karena pilkada Jakarta, karena ada ratusan ribu orang diajak aksi untuk menentang Ahok, menuntut Ahok dipenjara, dia kemudian punya momentum untuk mengintrodusir gagasan NKRI bersyariah. Yang itu sama saja dengan mau menggugat dasar negara kita yang dulu sudah disepakati oleh para founding fathers, dan ini kalau diteruskan konsekuensinya bisa besar. Karena seolah olah Indonesia harus dibicarakan dari awal, padahal Indonesia sudah berdiri dan dulu pun sudah disepakati oleh tokoh-tokoh muslim mulai dari Nu, Muhamadiyah, Persis, Syarikat Islam. Isu-isu ini menempatkan Indonesia ke posisi yang problematis dan riskan," kata tokoh muda NU.
Pilkada Jakarta putaran kedua diikuti pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Siaful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno.
"Ini yang melakukan kelompok-kelompok oportunis yang punya kepentingan politik, tetapi mereka menggunakan isu isu agama untuk mempengaruhi publik. Karena dengan isu agama mereka beranggapan publik atau kelompok konservatif lebih mudah dipengaruhi," kata Syafiq dalam diskusi bertajuk Menelaah Potensi Radikalisme di Pilkada DKI di Kafe Cheese Cake Factory, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).
Menurut Syafiq kelompok oportunis memanfaatkan kelompok radikal.
"Kelompok radikal ini berusaha mengagitasi kelompok konservatif untuk bertindak melampaui batas. Seperti spanduk dilarang menyalati (jenazah pendukung calon pemimpin non muslim) itu kelompok-kelompok konservatif, kalau diagitasi kayak begitu mungkin bisa (pecah konflik SARA). Saya kira ini tidak mencerminkan benar-benar bahwa ini dilakukan kelompok-kelompok radikal, tetapi oleh kelompok oportunis," ujar dia.
Syafiq mengatakan kelompok oportunis selalu memanfaatkan momentum untuk mengacaukan situasi untuk kepentingannya sendiri.
"Karena banyak sekali isu yang ditumpangi, ya anggap saja sekarang misalnya Rizieq Shihab (pimpinan FPI) bisa mengintrodusir gagasan NKRI bersyariah, dulunya kan nggak ada, tapi karena pilkada Jakarta, karena ada ratusan ribu orang diajak aksi untuk menentang Ahok, menuntut Ahok dipenjara, dia kemudian punya momentum untuk mengintrodusir gagasan NKRI bersyariah. Yang itu sama saja dengan mau menggugat dasar negara kita yang dulu sudah disepakati oleh para founding fathers, dan ini kalau diteruskan konsekuensinya bisa besar. Karena seolah olah Indonesia harus dibicarakan dari awal, padahal Indonesia sudah berdiri dan dulu pun sudah disepakati oleh tokoh-tokoh muslim mulai dari Nu, Muhamadiyah, Persis, Syarikat Islam. Isu-isu ini menempatkan Indonesia ke posisi yang problematis dan riskan," kata tokoh muda NU.
Pilkada Jakarta putaran kedua diikuti pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Siaful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
Terkini
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan
-
Tahu Kabar Dapat Rehabilitasi Prabowo Saat Buka Puasa, Eks Dirut ASDP Senang: Alhamdulillah
-
Detik Penentu Kasus Alvaro: Hasil DNA Kerangka Manusia di Tenjo Segera Diumumkan Polisi
-
Ira Puspadewi Direhabilitasi, KPK Tegaskan Kasus PT Jembatan Nusantara Tak Berhenti di Tengah Jalan
-
Baru 4 Bulan Menjabat, Dirdik Jampidsus 'Penjerat' Nadiem Makarim Dimutasi Jaksa Agung
-
Menteri PANRB Sampaikan Progres dan Proyeksi Program Kerja Kementerian PANRB Dalam Rapat Bersama DPR