Suara.com - Penelitian Balai Arkeologi Papua di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat, berhasil menemukan gua hunian prasejarah.
"Oleh masyarakat setempat gua ini diberi nama gua Kalabus," kata peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto, hari ini.
Menurut dia gua tersebut terletak 200 meter di sebelah barat Sungai Kalabu dengan kondisi lantai gua tertutup oleh kotoran burung walet. Sedangkan mulut gua dan halaman gua kondisinya kering.
"Pada permukaan tanah mulut gua ditemukan gerabah dan sisa makanan berupa cangkang kerang laut," katanya.
Berdasarkan artefak yang ditemukan dapat diketahui fungsi gua Kalabus yaitu sebagai hunian prasejarah. Manusia yang pernah menghuni gua Kalabus sangat tergantung pada sumberdaya alam di sekitarnya.
"Dari temuan sisa makanan berupa cangkang kerang laut, mengindikasikan daya jelajah manusia gua Kalabus dalam mendapatkan makanan hingga menjangkau pesisir pantai," katanya.
Hal ini diperkuat dengan temuan artefak gerabah yang mengindikasikan bahwa telah ada aktivitas pengolahan bahan makanan yang lebih variatif yaitu direbus.
"Selain itu gerabah juga dimanfaatkan untuk menyimpan makanan atau air," katanya.
Lebih lanjut, alumnus Universitas Udayana Bali ini mengatakan pengamatan terhadap jenis tanah di sekitar gua Kalabus tidak memungkinkan sebagai bahan pembuat gerabah, tetapi diasumsikan keberadaan gerabah berasal dari luar.
"Secara fisik gua Kalabus memiliki ruang ruang luas, kondisi gua nyaman dan aman, pencahayaan bagus, permukaan lantai rata dan kering, sirkulasi udaranya pun baik, apalagi dekat dengan sumber air," katanya.
"Gua Kalabus sangat potensial dimanfaatkan manusia sebagai tempat tinggal dan beraktivitas," dia menambahkan. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Review Film Timur: Aksi Intens dan Cerita Emosional di Tanah Papua
-
Papua Bukan Ruang Kosong: Aksi Damai Desak Tinjau Proyek Tebu Merauke
-
Obral Insentif! ESDM Lelang 8 Blok Migas Tahap III: Ada 'Raksasa' Papua 15 Miliar Barel
-
Harga Cabai Rawit di Papua Pedas, Tembus Rp125 Ribu/Kg
-
Kebun Sawit di Papua untuk Swasembada Energi, Bagaimana Risikonya?
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!