Suara.com - Seorang perempuan muslim bernama Aghnia Adzkia mendapat perlakuan rasis dari petugas Bandara Roma, Italia. Adzkia tak diperkenankan masuk pesawat kalau tidak melepas hijab.
Adzkia yang berstatus mahasiswa langsung protes. Tapi, petugas bandara justru makin marah, dan tetap melarang Adzkia untuk masuk pesawat.
Petugas tersebut menganggap hijab Adzkia berbahaya. Adzkia dinilainya bisa saja menyembunyikan barang berbahaya di dalam hijab, sehingga harus melepasnya.
Adzkia memilih untuk tidak melepaskan hijab. Dia memilih untuk tidak naik pesawat daripada harus melepaskan hijab. Padahal saat itu dia harus pergi ke London, Inggris, untuk mengikuti kegiatan penting.
Kejadian ini segera diposting Adzkia di Facebook. Juga divideokan lalu diunggah ke dalam Youtube, yang segera menjadi viral.
"Saya perempuan muslim dengan hijab, bukan teroris. Saya sangat syok mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas Bandara Roma, ketika hendak pergi ke London.
Kenapa saya harus melepaskan hijab? saya bertanya. Mereka menjabat kalau itu untuk alasan keamanan.
Saya berdebat dengan petugas perempuan. Saya bertanya tentang hukum di Italia yang menyebut tentang keharusan memeriksa hijab. Kemudian dia memperlihatkan sebuah surat berbahasa Italia, yang saya tidak mengerti.
Saya meminta perempuan itu menunjukkan surat ke teman sya yang bisa berbahasa Italia. Tapi, dia menolak melakukan itu dan memaksa saya untuk masuk ke ruang pemeriksaan.
Setelah itu, soerang petugas lelaki datang dan langsung menarik saya masuk ke ruang pemeriksaan. Dia mengambil dan memeriksa tas, tanpa seizin saya. Dia bahkan membentak dan menyuruh saya diam, karena saya sempat memprotes.
Saya mencoba bernegosiasi dengan petugas perempuan agar mau menunjukan legalitas tentang pemeriksaan hijab. Perempuan itu lalu berkata, "Kamu tidak aman. Kamu bisa saja menyembunyikan sesuatu di rambut. Kalau kamu tidak membuka hijab, kami tidak tahu apa yang kamu sembunyikan. Kamu tidak aman untuk kami."
Cara mereka memperlakukan saya menunjukkan kalau mereka tidak menghormati perempuan muslim berhijab. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengambil penerbangan ke London, karena insiden ini.
Beberapa saat setelah kejadian in, saya memesan tiket ke London melalui Bandara Fiumicino. Ternyata petugas bandara bersikeras agar saya membuka hijab. Kali ini saya persilakan karena saya ingin menunjukkan kepada mereka kalau saya tidak menyembunyikan sesuatu di dalam hijab dan saya bukan teroris.
Di saat bersamaan, saya melihat dua biarawati yang memakai jilbab. Tapi, mereka tidak meminta biarawati untuk melepaskan jilbabnya. Inikah yang disebut keadilan? Di mana hak asasi manusia?
Saya suka perjalanan saya ke Roma. Saya tinggal di Roma selama lima hari dan bertemu dengan orang-orang yang sangat ramh. Saya tidak setuju dengan perlakuan petugas bandara kepada saya, khususnya kepada perempuan muslim berhijab.
Oh yah, sebagai tambahan, saya juga telah melalui pemeriksaan metal detector dan dinyatakan bersih, sebelum petugas menarik saya ke ruang pemeriksaan. "
Usai postingan tersebut, warganet dunia langsung mengecam petugas Bandara Roma karena dinilai melakukan rasisme dan pelanggaran HAM.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
PSI Tapsel Salurkan Bantuan ke Sangkunur, Sejumlah Desa Masih Terisolasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup