Tersangka pedofil Agus [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Polisi masih mendalami jaringan komunitas pedofil yang diikuti tersangka AI alias Agus di luar negeri.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengatakan tersangka merupakan anggota berbagai komunitas pedofil di Skype, WhatsApp, dan Telegram.
"Yang kami dapat, di groupnya ini orang luar negeri semua. Ada yang dari Costa Rica, US, Meksiko, Brasil, Argentina, Peru, Chile, Colombia, India, Yaman. Dia punya grup banyak. Telegram dan Skype dia punya grup banyak," kata Wahyu di Polda Metro Jaya, Rabu (24/5/2017).
Wahyu belum mendapatkan keterangan lengkap mengenai bagaimana Agus bisa masuk ke komunitas - komunitas tersebut. Karena melibatkan warga negara luar, Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan US ICE Homeland Security untuk investigasi.
"Itu yang masih kami kembangkan. Karena itu kami perlu kerjasama sehingga nanti ditelusuri bagaimana (Agus) bisa (masuk) network besar dan jaringan (kalangan pedofil)," katanya.
Komunitas pedofil di WA yang diikuti Agus beranggotakan 4.221 orang. Komunitas ini terkoneksi dengan 28 grup lainnya.
Komunitas di grup Telegram yang diikuti Agus terhubung dengan 50 grup dengan total anggota mencapai 14.045 orang.
Dia juga ikut menjadi anggota grup Skype dengan anggota 1.023 orang.
Agus ditetapkan tersangka karena telah mencabuli putri kandungnya, DAE (17), sejak masih berusia dua tahun. Agus juga melakukan perbuatan bejat kepada DAL (10), keponakannya yang berkebutuhan khusus.
Karyawan salah satu perusahaan sawit di Kalimantan Timur itu juga merekam dan menyebarkan video bejatnya ke komunitas. Bahkan, dia sering live di Skype ketika sedang menyetubuhi anak.
Agus ditangkap di Desa Kembang Janggut, Kukar, Kalimantan Timur, pada Sabtu (6/5/2017).
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengatakan tersangka merupakan anggota berbagai komunitas pedofil di Skype, WhatsApp, dan Telegram.
"Yang kami dapat, di groupnya ini orang luar negeri semua. Ada yang dari Costa Rica, US, Meksiko, Brasil, Argentina, Peru, Chile, Colombia, India, Yaman. Dia punya grup banyak. Telegram dan Skype dia punya grup banyak," kata Wahyu di Polda Metro Jaya, Rabu (24/5/2017).
Wahyu belum mendapatkan keterangan lengkap mengenai bagaimana Agus bisa masuk ke komunitas - komunitas tersebut. Karena melibatkan warga negara luar, Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan US ICE Homeland Security untuk investigasi.
"Itu yang masih kami kembangkan. Karena itu kami perlu kerjasama sehingga nanti ditelusuri bagaimana (Agus) bisa (masuk) network besar dan jaringan (kalangan pedofil)," katanya.
Komunitas pedofil di WA yang diikuti Agus beranggotakan 4.221 orang. Komunitas ini terkoneksi dengan 28 grup lainnya.
Komunitas di grup Telegram yang diikuti Agus terhubung dengan 50 grup dengan total anggota mencapai 14.045 orang.
Dia juga ikut menjadi anggota grup Skype dengan anggota 1.023 orang.
Agus ditetapkan tersangka karena telah mencabuli putri kandungnya, DAE (17), sejak masih berusia dua tahun. Agus juga melakukan perbuatan bejat kepada DAL (10), keponakannya yang berkebutuhan khusus.
Karyawan salah satu perusahaan sawit di Kalimantan Timur itu juga merekam dan menyebarkan video bejatnya ke komunitas. Bahkan, dia sering live di Skype ketika sedang menyetubuhi anak.
Agus ditangkap di Desa Kembang Janggut, Kukar, Kalimantan Timur, pada Sabtu (6/5/2017).
Komentar
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Wagub Sumut Apresiasi Bantuan Korban Banjir dan Longsor dari Pemprov Bengkulu
-
Sidang Etik 6 Anggota Yanma Pengeroyok Matel di Kalibata Digelar Pekan Depan, Bakal Dipecat?
-
Menanti Status Bencana Nasional Sumatera sampai Warga Ingin Ajukan Gugatan
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh