Coordinator Safenet Damar Juniarto dan Dokter RSUD Kota Solok, Sumatera Barat, Fiera Lovita [suara.com/Bowo Raharjo]
Pemerintah dalam hal ini Komnas HAM dan Polri didesak untuk melindungi warga yang ditarget aksi persekusi.
"Harus segera diselidiki seluruh akun-akun yang melakukan pembajakan akun orang dan membuatnya menjadi tendensius atau membuat akun palsu, untuk memanaskan situasi ini," kata Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati di gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).
Persekusi atau tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga ini didasarkan atas upaya segelintir pihak untuk memburu dan menangkap seseorang yang diduga telah melakukan penghinaan terhadap ulama dan agama lewat media sosial.
Asfinawati mendesak polisi menangkap dalang aksi persekusi.
"Dengan begitu meluasnya peristiwa ini, maka yang harusnya dikejar bukan hanya pelaku-pelaku di lapangan seperti pembajak akun dan memviralkan lagi status orang dan memframing berbeda dari postingan orang yang bersangkutan, tetapi siapa sebenarnya yang berada di balik ini. Siapa yang menjadi tokoh penggerak mesin ini. Kan tidak mungkin kalau kita lihat mereka bisa melakukan tindakan yang sangat cepat dan luas dalam waktu yang sangat singkat," kata Fina.
YLBHI belum mendeteksi siapa aktor di balik aksi persekusi. Jika mempelajari dari aksi mereka yang masif dan sistematis, Asfin yakin yang ada tim yang memainkannya.
"Sangat terlalu dini, karena kami kan sebetulnya sudah melakukan analisis. Tapi setidak-setidaknya bisa kami katakan, tadi ada yang meluas artinya sistematis, dalam arti bukan bahasa hukum, dia terencana, kemudian dia terorganisir, cepat geraknya, ada timnya sendiri, ada mesin yang melakukan ini dengan keahlian-keahlian tertentu, dengan tujuan memang membuat ada ketakutan ada orang yang diburu atau buat konflik horizontal," katanya.
Dalam konferensi pers, Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) mencatat sebanyak 59 orang menjadi target persekusi. Safenet merupakan jaringan relawan kebebasan ekspresi di Asia Tenggara.
"Sampai sekarang sudah 59 orang yang ditarget dengan tindakan persekusi ini. Kalau dilihat-lihat dari sebarannya sudah merata, nggak ada area yang tidak tercover dari persekusi ini," ujar Regional Coordinator Safenet Damar Juniarto.
Data tersebut tercatat dari bulan Januari 2017 hingga Mei 2017.
Wilayah Jawa Barat merupakan wilayah yang paling banyak terdapat aksi persekusi. Hingga saat ini, Safenet masih menghimpun data dari daerah tersebut.
"Tapi memang kalau lihat intensitas Jawa Barat merupakan tempat yang paling banyak dilakukan persekusi," kata Damar.
"Besar kemungkinan karena data ini masih berkembang dan kita masih mengumpulkan, mungkin jumlahnya akan bertambah dan lebh luas," Damar menambahkan.
"Harus segera diselidiki seluruh akun-akun yang melakukan pembajakan akun orang dan membuatnya menjadi tendensius atau membuat akun palsu, untuk memanaskan situasi ini," kata Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Asfinawati di gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).
Persekusi atau tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga ini didasarkan atas upaya segelintir pihak untuk memburu dan menangkap seseorang yang diduga telah melakukan penghinaan terhadap ulama dan agama lewat media sosial.
Asfinawati mendesak polisi menangkap dalang aksi persekusi.
"Dengan begitu meluasnya peristiwa ini, maka yang harusnya dikejar bukan hanya pelaku-pelaku di lapangan seperti pembajak akun dan memviralkan lagi status orang dan memframing berbeda dari postingan orang yang bersangkutan, tetapi siapa sebenarnya yang berada di balik ini. Siapa yang menjadi tokoh penggerak mesin ini. Kan tidak mungkin kalau kita lihat mereka bisa melakukan tindakan yang sangat cepat dan luas dalam waktu yang sangat singkat," kata Fina.
YLBHI belum mendeteksi siapa aktor di balik aksi persekusi. Jika mempelajari dari aksi mereka yang masif dan sistematis, Asfin yakin yang ada tim yang memainkannya.
"Sangat terlalu dini, karena kami kan sebetulnya sudah melakukan analisis. Tapi setidak-setidaknya bisa kami katakan, tadi ada yang meluas artinya sistematis, dalam arti bukan bahasa hukum, dia terencana, kemudian dia terorganisir, cepat geraknya, ada timnya sendiri, ada mesin yang melakukan ini dengan keahlian-keahlian tertentu, dengan tujuan memang membuat ada ketakutan ada orang yang diburu atau buat konflik horizontal," katanya.
Dalam konferensi pers, Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) mencatat sebanyak 59 orang menjadi target persekusi. Safenet merupakan jaringan relawan kebebasan ekspresi di Asia Tenggara.
"Sampai sekarang sudah 59 orang yang ditarget dengan tindakan persekusi ini. Kalau dilihat-lihat dari sebarannya sudah merata, nggak ada area yang tidak tercover dari persekusi ini," ujar Regional Coordinator Safenet Damar Juniarto.
Data tersebut tercatat dari bulan Januari 2017 hingga Mei 2017.
Wilayah Jawa Barat merupakan wilayah yang paling banyak terdapat aksi persekusi. Hingga saat ini, Safenet masih menghimpun data dari daerah tersebut.
"Tapi memang kalau lihat intensitas Jawa Barat merupakan tempat yang paling banyak dilakukan persekusi," kata Damar.
"Besar kemungkinan karena data ini masih berkembang dan kita masih mengumpulkan, mungkin jumlahnya akan bertambah dan lebh luas," Damar menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
6 Kontroversi Lina Mukherjee, Dari Makan Babi Hingga Hamil di Luar Nikah!
-
Massa Yayasan Kesatria Keris Bali Geruduk DPRD Bali Soal Penistaan Agama di Kelab Atlas
-
Lina Mukherjee Bongkar Dugaan Suap Oknum Pengadilan Palembang Demi Vonis Ringan
-
Seorang Penyanyi Iran Dijatuhi Hukuman Mati atas Tuduhan Menghina Nabi Muhammad
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?