Suara.com - Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) merilis hasil survei nasional tentang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Survei ini dilakukan melihat maraknya prilaku intoleran yang belakangan ditunjukkan sekelompok masyarakat dan munculnya gerakan radikal.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan berkembangnya kelompok radikal di Indonesia karena banyaknya pemberitaan tentang konflik yang terjadi di sejumlah negara, salah satunya di Timur Tengah.
"Lima tahun terakhir sejak ekspose media yang berkaitan terorisme terkesan di Timur Tengah itu terkait ISIS yang berjuang dan bercita-cita mendirikan khilafah," ujar Saiful di Jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/6/2017).
Berdasarkan survei yang dilakukan dengan cara tatap muka pada 14-20 Mei 2017, sejumalah pertanyaan disampaikan. Pertanyaan itu dimulai dari apakah bangga menjadi orang Indonesia?
"Responya hampir semuanya bangga menjadi warga Indonesia. Dan hampir semuanya menyatakan kesediaan untuk menjadi relawan mempertahankan NKRI," kata Saiful.
Saiful menerangkan, kesetiaan itu tercermin dari sejumlah warga. Namun, ada 14,5 persen yang khawatir keberlangsungan NKRI. 88,3 persen dari 14,5 persen, ada 13 persen dari total yang khawatir menilai hal tersebut merupakan masalah besar.
"Mereka khawatir Indonesia mengalami perang saudara. Data itu 75 persen dari 13 persen, atau sekitar 10 persen dari populasi nasional," katanya.
Saiful menjelaskan, dari 14 ,5 persen yang khawatir dengan ancaman terhadap NKRI itu paling banyak menilai karena adanya faham-faham keagamaan tertentu. Selain itu, ada juga mereka yang menganggap pelaksanaan negara dan elit yang yang hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.
"Dalam jumlah yang lebih kecil lagi, kekhawatiran itu dari ketimpangan kesejahteraan antara warga ataupun antara daerah," katanya.
Baca Juga: Bom Kampung Melayu Harus Jadi Momen Bersama Lawan Radikalisme
Meski begitu, secara umum rasa nasionalisme dan patriotisme warga sangat tinggi. Umumnya, ada dari mereka yang merasakan NKRI tidak dalam bahaya.
"Tapi ada yang merasa khawatir, dan jumlahnya cukup banyak (14,5 persen), dengan kelangsungan NKRI," katanya.
Untuk diketahui, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur diatas 17 tahun.
Populasi dipilih secara random dengan 1500 responden. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 90 pesen. Maka, sebanyak 1350 valid dan dianalisis. Adapun margin of error rata-rata 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
1.300 UMKM Siap Unjuk Gigi di Kompetisi Perdana Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela