Suara.com - Sebuah stasiun televisi Arab Saudi meluncurkan sinetron untuk memerangi propaganda ISIS. ISIS berhasil melakukan perekrutan di seluruh dunia.
Rangkaian drama ditayangkan di seluruh dunia Arab oleh televisi saluran satelit MBC. Sinetron itu menceritakan kehidupan brutal di bawah ISIS.
Proyek drama televisi ini menghabiskan dana 10 juta dolar AS atau setara Rp133 miliar. Proyek ini mencerminkan peranan kerajaan di garis depan benteng Muslim dalam memerangi paham garis keras.
Sinetron berjudul "Black Crows" itu menggambarkan perempuan-perempuan dan anak-anak yang hidup di bawah kelompok pejihad dan merupakan drama televisi pertama yang mengambil topik seperti pembunuhan massal dan pemerkosaan. Gambaran itu berbeda jauh dengan pencitraan soal kepahlawanan dan perang suci yang didengung-dengungkan ISIS di media sosial.
"Penonton yang menjadi target utama kami, kalangan yang paling penting dan berbahaya, adalah mereka yang rentan mendukung dan bahkan bergabung dengan organisasi-organisasi teroris," kata juru bicara MBC Mazen Hayek.
"Media merupakan bagian dari strategi serangan mereka (ISIS). Karena itu, organisasi-organisasi media memiliki hak, sebetulnya tugas, untuk menghadapi serangan seperti itu yang didukung dana dan disebarkan melalui internet serta media sosial, dengan serial (drama) ini," ujarnya.
Sejumlah pemeran dan anggota staf MBC mengatakan kepada media setempat bahwa mereka mendapat ancaman pembunuhan yang dilancarkan melalui internet oleh para pendukung ISIS terkait drama televisi itu.
Pengambilan gambar sinetron dilakukan di Lebanon dan terdiri dari lebih dari 20 episode.
Sinetron, yang episode pertamanya mulai ditayangkan Sabtu, menceritakan soal janda seorang komandan ISIS yang menjadi kepala pengawas moral perempuan.
Baca Juga: Muslim dan Muslimah Irak Perbaiki Gereja yang Dirusak ISIS
Drama televisi itu memunculkan pemandangan rumah-rumah yang hancur, kuburan massal, ledakan-ledakan hebat serta orang-orang bersenjata yang mengibar-ngibarkan bendera hitam.
Salah satu jalan cerita yang dikemukakan adalah menyangkut perempuan-perempuan beragama Yazidi yang ditangkap dan dipaksa menjadi budak seks, tentara anak-anak serta seorang perempuan dengan kehidupan percintaan yang menyedihkan pindah ke wilayah yang dikuasai ISIS untuk menjadi "pengantin pejihad". (Antara/Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045