Suara.com - Persekusi atau perburuan sewenang-wenang terhadap seseorang—terutama yang dianggap melakukan penghinaan melalui media sosial—untuk disakiti tengah marak di Indonesia. Seorang anggota DPR menilai persekusi adalah terorisme gaya baru. Namun, siapakah dalangnya?
PMA, inisial seorang bocah berusia 15 tahun di DKI Jakarta, mungkin tak bakal melupakan peristiwa yang terjadi pada Minggu (28/5/2017).
Ketika jam menunjukkan pukul 23.30 WIB, rumah kontrakan ia dan sang ibu didatangi 10 orang yang—menurut surat laporan kepada kepolisian—mengaku sebagai anggota FPI.
Sesaat setelah PMA menuruni tangga kontrakan, perutnya langsung dipukul oleh orang-orang tersebut. Ia lantas digiring ke kantor rukun warga setempat. Sang ibu juga ikut dibawa oleh massa.
Sesampainya di kantor RW, PMA dan sang ibu semakin ketakutan. 100 orang sudah menunggu mereka berdua di kantor tersebut.
Tak ayal, PMA kembali harus menerima pukulan di perut, kepala, dan wajahnya. Si ibu sedih, tapi tak bisa melakukan pembelaan apa pun di tengah kerumunan massa yang berteriak, ”bunuh saja, bunuh.”
PMA lantas diminta membuat surat pernyataan maaf karena dianggap kerumunan massa menghinan pentolan FPI Muhammad Rizieq Shihab, yang juga tersangka kasus pornografi.
Sepekan sebelum PMA, nun jauh di Kota Solok, Sumatera Barat, seorang perempuan yang berprofesi sebagai dokter, Fiera Lovita, sudah lebih dulu menjadi korban persekusi.
Baca Juga: Kenal Perempuan Nyaris Bugil di Mangga Besar? Polisi Beri Hadiah
Kediaman Fiera didatangi sekelompok orang yang mengaku anggota ormas, 22 Mei 2017 siang sekitar pukul 13.00 WIB, persis ketika dia dan anak-anaknya berada di dalam mobil.
Para lelaki itu mengetuk-ngetuk jendela pintu mobil Fiera. Takut anak-anaknya dianiaya, Fiera lantas menghubungi anit Intel Polres Solok bernama Ridwan. Ia kenal dengan Ridwan, karena sebelumnya pernah dipanggil karena ada yang melapor dirinya melakukan penghinaan melalui media sosial.
Fiera dan anak-anaknya masih menangis di dalam mobil ketika Ridwan datang. Sang polisi lantas bernegosiasi dengan perwakilan orang yang mengepung mobil tersebut.
”Mereka mendesak saya meminta maaf karena unggahan tulisan saya di media sosial. Mereka juga mendesak saya mengunggah pernyataan maaf di Facebook,” tukasnya.
Masih diliputi suasana ketakutan, Fiera akhirnya menuruti permintaan orang-orang tersebut. Namun, teror terhadap dirinya ternyata masih terjadi setelah pertemuan tersebut. Akhirnya ia dan anak-anaknya—dikawal anggota Banser NU—mengungsi ke ibu kota.
Teror terhadap Fiera bermula ketika dirinya mengunggah tiga tulisan di Facebook pada 19-21 Mei 2017. Tulisan itu ia buat setelah menonton berita konferensi pers polisi mengenai barang bukti kasus pornografi Habib Rizieq dan Firza Husein.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres