Suara.com - Jumlah pengaduan kasus persekusi yang diterima Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) terus bertambah dari sebelumnya yang hanya 59 kasus. Hanya saja, Regional Coordinator Safenet Safenet Damar Juniarto tidak mau menyebut data rincinya demi keamanan korban. Safenet merupakan jaringan relawan kebebasan ekspresi di Asia Tenggara.
"Jumlahnya tambah. Tapi, kami putuskan untuk tidak sampaikan ke media dulu. Karena kemarin ada peristiwa orang yang laporkan kasus, malah dipersekusi," kata Damar kepada Suara.com, Senin (5/6/2017).
Pengaduan yang dikirim via email saja sudah lebih dari 100 aduan. Tapi, tidak semuanya masuk kategori persekusi.
Setelah kasus persekusi menjadi isu nasional dalam beberapa pekan terakhir, Safenet mengidentifikasi aktor.
Damar mengatakan aktor persekusi di media sosial mengatasnamakan sebagai kelompok Muslim Cyber Army.
"Kami sudah bisa identifiaksi aktor. Lalu kita fokuskan perannya apa, perannya bagaimana. Kalau dari sisi aktor misalnya, tahap satu aktor tim yang disebut Muslim Cyber Army. Tahap dua gabungan Cyber Army dan ormas, dan lain sebagainya, " kata dia.
Safenet juga menemukan ada upaya rekayasa media sosial. Dalam beberapa kasus, akun dibuat untuk mendiskreditkan kalangan minoritas dan polisi.
"Misalnya seolah-lah target itu adalah kelompok etnis minoritas dan polisi. Jadi biar orang melihat, oh, yang buat ini polisi, minoritas non muslim. Begitu," kata dia.
Safenet juga mengidentifikasi bahwa kelompok Muslim Cyber Army yang ini berbeda dengan kelompok sebelumnya yang sudah lebih dulu eksis.
"Kami juga temukan Muslim Cyber Army yang sekarang setelah mencari riwayatnya. Beda dengan Muslim Cyber Army yang dulu. Ini tim baru, orang baru, dan punya tugas khusus. Nah kami masih perdalam lagi," kata dia.
Dengan adanya perkembangan tersebut, Safenet mendorong Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk turun tangan.
"Ini sekarang aktor beda. Berarti kan ada orang yang kumpulkan. Ini kami dorong Komnas Ham untuk investigasi mengenai siapa yang di baliknya," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
SAFEnet Ungkap Sejumlah Warga Kena Doxing Imbas Demo Agustus: Identitas Disebar Diedit DPO Polisi!
-
Ironi Penegakan Hukum: Jadi Korban Doxxing, Aktivis Khariq Anhar Justru Jadi Tersangka
-
Tarif Impor vs Kedaulatan Data: SAFEnet Peringatkan Bahaya Serius di Balik Perjanjian Dagang RI-AS
-
Perusahaan Asing Bisa Kelola Data Pribadi Warga Jika RI Ikut Kesepakatan Trump
-
Suara.com Dapat Serangan Siber, SAFEnet Ungkap Cara Kerja Serangan DDoS
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah