Rumah bocah korban persekusi di Cipinang [suara.com/Welly Hidayat]
Anggota Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Pemuda Ansor, Achmad Budi Prayoga, sedang mencari solusi permasalahan remaja korban aksi persekusi berinisial PMA (15). PMA diamankan di safe house untuk memulihkan mental usai digeruduk massa sehingga dia tidak bisa sekolah.
"PMA tingkatan sekolah menengah atas. Tapi, belum lulus ya. Belum bisa sekolah. Kami akan pikirkan untuk kelanjutan pendidikan dia. Nanti ya, tunggu proses. Kami koordinasi dengan pihak kepolisian, jatanras. Tapi, kami ke depan akan memikirkan itu," kata Achmad yang ikut mendampingi PMA kepada Suara.com, Senin (5/6/2017).
Lebih jauh, Achmad mengatakan PMA dilindungi di rumah aman karena mengalami trauma setelah didatangi massa dan dipukul beberapakali gara-gara status Facebook yang dianggap mengolok-olok Habib Rizieq Shihab.
"Alasannya kami cari safe house yang memang layak dan di bawah naungan pemerintah. Jadi negara memfasilitasi safe house untuk korban, juga keluarga korban," kata Achmad.
Setelah beberapa hari didampingi tim, kata Achmad, kondisi kesehatan jiwa PMA berangsur-angsur membaik.
"Kondisinya sangat baik, dan sehat. Mereka tentu butuh adaptasi karena tempat baru ya. Tapi, secara umum sangat baik, dari psikologisnya. Itu untuk kepentingan keamanan mereka," kata dia.
Achmad belum tahu sampai kapan PMA dan keluarga dilindungi di rumah aman.
"Kami tidak tahu sampai kapan. Itu kewenangan penyidik ya," kata Achmad.
PMA digeruduk massa pada Minggu (28/5/2017) malam. Dari rumah kontrakan, dia sampai dibawa ke kantor RW untuk diinterogasi dan disuruh minta maaf.
Dalam kasus penganiayaan, polisi menetapkan anggota FPI bernama Abdul Majid dan warga bernama Mat Husin alias Ucin menjadi tersangka.
"PMA tingkatan sekolah menengah atas. Tapi, belum lulus ya. Belum bisa sekolah. Kami akan pikirkan untuk kelanjutan pendidikan dia. Nanti ya, tunggu proses. Kami koordinasi dengan pihak kepolisian, jatanras. Tapi, kami ke depan akan memikirkan itu," kata Achmad yang ikut mendampingi PMA kepada Suara.com, Senin (5/6/2017).
Lebih jauh, Achmad mengatakan PMA dilindungi di rumah aman karena mengalami trauma setelah didatangi massa dan dipukul beberapakali gara-gara status Facebook yang dianggap mengolok-olok Habib Rizieq Shihab.
"Alasannya kami cari safe house yang memang layak dan di bawah naungan pemerintah. Jadi negara memfasilitasi safe house untuk korban, juga keluarga korban," kata Achmad.
Setelah beberapa hari didampingi tim, kata Achmad, kondisi kesehatan jiwa PMA berangsur-angsur membaik.
"Kondisinya sangat baik, dan sehat. Mereka tentu butuh adaptasi karena tempat baru ya. Tapi, secara umum sangat baik, dari psikologisnya. Itu untuk kepentingan keamanan mereka," kata dia.
Achmad belum tahu sampai kapan PMA dan keluarga dilindungi di rumah aman.
"Kami tidak tahu sampai kapan. Itu kewenangan penyidik ya," kata Achmad.
PMA digeruduk massa pada Minggu (28/5/2017) malam. Dari rumah kontrakan, dia sampai dibawa ke kantor RW untuk diinterogasi dan disuruh minta maaf.
Dalam kasus penganiayaan, polisi menetapkan anggota FPI bernama Abdul Majid dan warga bernama Mat Husin alias Ucin menjadi tersangka.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Rektor Undip Bantah Aulia Risma Jadi Korban Bullying: Almarhumah Punya Masalah Kesehatan
-
Jerit Ketakutan Mahasiswi di Cisauk Saat Warga Larang Ibadah dan Lakukan Aksi Kekerasan
-
Marak Persekusi Hukum, Anies Janjikan Layanan Hotline Paris untuk Masyarakat
-
Rocky Gerung Sentil PDIP Usai Ditolak di Sleman, Buntut Dituduh Hina Jokowi 'Bajingan Tolol'?
-
Polisi Jangan Lemah! Komisi VIII DPR: Usut dan Tindak Pelaku Persekusi Dua Perempuan di Sumbar
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah