Hakim tunggal sidang praperadilan Martin Ponto kasus Aris Winata, Bihin Charles, dan Herianto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan [suara.com/Dian Rosmala]
Baca 10 detik
Meskipun hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Martinus Ponto sudah mengabulkan sebagian gugatan praperadilan, Selasa (13/6/2017), tiga tersangka kasus dugaan pencurian sepeda motor: Herianto, Aris Winata, dan Bihin Charles, tetap akan menjalani sidang perdana kasus pencurian yang telah dijadwalkan Pengadilan Negeri Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin pekan depan.
"Saat ini tersangka masih dalam penahanan di kejaksaan dan akan disidangkan minggu depan pada hari Senin di Bekasi berdasarkan jadwal," kata pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Bunga Siagian, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera.
Menurut Bunga seharusnya sidang kasus pencurian tidak dilanjutkan karena kliennya sudah memenangkan gugatan praperadilan atas proses penanganan kasus.
Bunga mengatakan seharusnya putusan praperadilan bisa dijadikan satu dasar putusan hakim untuk tidak melanjutkan persidangan karena penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya sudah dinyatakan hakim tidak sah.
"Kalau saya pikir, sih putusan sela lebih tepat, hakim memutus ini tidak boleh dilanjutkan karena penyidikan tidak sah," ujar Bunga.
Namun, Bunga dan klien tetap akan mengikuti proses. Mungkin sidang tidak bisa dibatalkan karena sudah dijadwalkan. Bunga menduga hakim nanti menolak melanjutkan persidangan karena penyidikan sudah dinyatakan tidak sah dalam sidang praperadilan.
"Kemungkinannya di putusan sela hakim akan menolak persidangan karena penyidikannya tidak sah. Kalau kejaksaan mereka tetap, karena mereka telah mengajukan dakwaan," tutur Bunga.
"Saya harap teman-teman bisa hadir di persidangan di Bekasi Kota. Nanti di situ setelah mereka dibacakan dakwaan, lalu kita hadirkan eksepsi, eksepsi itu tentunya putusan praperadilan yang menyatakan penyidikannya tidak sah," Bunga menambahkan.
Saat ini, ketiga tersangka ditahan Rumah Tahanan Bulak Kapal, Kota Bekasi.
"Yang nangani polda. Itu Dirkrimumjatanras (Direktorat Kriminal Umum Kejahatan dan Kekerasan)," kata Bunga.
"Saat ini tersangka masih dalam penahanan di kejaksaan dan akan disidangkan minggu depan pada hari Senin di Bekasi berdasarkan jadwal," kata pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Bunga Siagian, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera.
Menurut Bunga seharusnya sidang kasus pencurian tidak dilanjutkan karena kliennya sudah memenangkan gugatan praperadilan atas proses penanganan kasus.
Bunga mengatakan seharusnya putusan praperadilan bisa dijadikan satu dasar putusan hakim untuk tidak melanjutkan persidangan karena penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya sudah dinyatakan hakim tidak sah.
"Kalau saya pikir, sih putusan sela lebih tepat, hakim memutus ini tidak boleh dilanjutkan karena penyidikan tidak sah," ujar Bunga.
Namun, Bunga dan klien tetap akan mengikuti proses. Mungkin sidang tidak bisa dibatalkan karena sudah dijadwalkan. Bunga menduga hakim nanti menolak melanjutkan persidangan karena penyidikan sudah dinyatakan tidak sah dalam sidang praperadilan.
"Kemungkinannya di putusan sela hakim akan menolak persidangan karena penyidikannya tidak sah. Kalau kejaksaan mereka tetap, karena mereka telah mengajukan dakwaan," tutur Bunga.
"Saya harap teman-teman bisa hadir di persidangan di Bekasi Kota. Nanti di situ setelah mereka dibacakan dakwaan, lalu kita hadirkan eksepsi, eksepsi itu tentunya putusan praperadilan yang menyatakan penyidikannya tidak sah," Bunga menambahkan.
Saat ini, ketiga tersangka ditahan Rumah Tahanan Bulak Kapal, Kota Bekasi.
"Yang nangani polda. Itu Dirkrimumjatanras (Direktorat Kriminal Umum Kejahatan dan Kekerasan)," kata Bunga.
Komentar
Berita Terkait
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Misteri Mogok Makan Aktivis Gejayan Terungkap: Fakta Sebenarnya di Balik Jeruji Besi
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Kronologi Hilangnya Bima Permana Putra: Janggal! Polisi Rilis Versi, Publik Meragukan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO