Suara.com - Kepolisian Indonesia menangkap 2 Terduga teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (16/6/2017) pekan lalu. Mereka akan melakukan teror di sana.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bentuk teror yang akan mereka lakukan berupa rencana pengeboman di Polsek Woha, Bima, Minggu (18/6/2017) kemarin.
"Jumat sore sudah ditangkap lagi yang di Bima dua, itu berikut bom yang sudah jadi, bahan peledak TATO (Triacetone Triperoxide) semua sama. Rencananya yang di Bima akan menyerang Polsek Woha, tapi berhasil digagalkan," ujar Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin (19/6/2017).
Dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror yakni Knw (21) dan Hdy (22). Tito menginstruksikan kepada jajaran kepolisian untuk pro aktif dalam menganitisipasi adanya terorisme saat Ramadan.
Tito menuturkan, Polisi juga telah menangkap puluhan orang pelaku terduga teroris di sejumlah daerah.
"Semenjak bom Kampung Melayu, saya sudah mengintruksikan kepada jajaran jangan ambil resiko, mereka yang baru punya rencana baru mengumpulkan bahan-bahan bom aja meskipun belum lengkap tangkap saja. Sekarang sudah ditangkap sebanyak 31 orang ditahan, baik di Medan, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, sampai ke daerah Bima," kata dia.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengatakan dua terduga teroris dan terduga pelaku ledakan bom Kampung Melayu belajar dari pimpinan kelompok Bahrun Naim.
"AS (Ahmad Syukri) dari Qodriyah Bandung Raya itu kita sudah menemukan handphone-nya dia yang dia punya hubungan langsung dengan Bahrun Naim yang ada di Raka Suriah. Termasuk cara mengajarkan bom dipelajari dan Bahrun Naim. Rupanya di Bima juga sama belajar dari online juga, melalui Bahrun Naim juga. Jadi yang ditangkap sudah ada bersama barang bukti," ucapnya.
Tito menjelaskan beberapa tahun belakangan anggota polisi menjadi target dari pelaku teroris. Mereka merupakan jaringan ISIS yang ada di Indonesia yakni Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dengan pimpinan Aman Abudurrahman yang menerapkan ideologi takfiri (mengkafirkan yang berbeda mazhab).
Baca Juga: Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Kendal
"Kalau rekan-rekan menanya kenapa polisi yang ditembak mati, dan dikejar mereka karena prinsip mereka ideologi takfiri, ideologi yang berdasarkan prinsip tauhid yang berbeda dengan Al Qaeda. ISIS ini takfiri yaitu apapun yang bukan berasal dari tuhan dianggap haram. Kalau manusia bukan kelompok mereka termasuk muslim juga boleh dibunuh," tutur Tito.
Ia menceritakan kasus bom bunuh diri Masjid Polres Cirebon yang menyebabkan sejumlah anggota kepolisian yang menjadi korban. Tito mengatakan pelaku terkena doktrin Takfiri dalam menjalankan aksi terornya.
"Kelompok ini punya doktrin takfiri dan salah satu konsep mereka adalah kafir harbi dan kafir dini. Semua yang bukan kelompok dia adalah kafir. Tapi yang kafir agresif menyerang mereka dianggap sebagai kafir harbi. Harbi itu perang dalam bahasa arab jadi wajib diperangi duluan. Sedangkan yang lain yang tidak menyerang mereka dianggap kafir dini suatu saat kalau mereka sudah menguasai negara, maka kafir dini harus membayar pajak kepada mereka itu konsepnya," kata Tito.
"Itulah sebabnya penangkapan yang dilakukan terutama banyak oleh adik-adik densus 88 mereka membalas tapi membalasnya karena cari Densus susah," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik