Suara.com - Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Kamis (29/6/2017), mengecam serangkaian pembunuhan yang menyasar warga minoritas atas dasar tradisi pemujaan terhadap sapi, binatang yang memang dianggap suci dalam agama Hindu.
Kecaman Modi itu diutarakan setelah seorang pemuda Muslim pada pekan lalu ditikam hingga tewas di dalam sebuah kereta karena dituding membawa daging sapi.
"Membunuh orang atas nama Gau Bhakti (pemujaan atas sapi) tidak bisa diterima. Perilaku ini tidak akan disetujui oleh Mahatma Gandhi," kata Modi.
Aksi main hakim sendiri yang dipicu oleh tudingan menyembelih atau mengonsumsi daging sapi memang semakin sering terjadi di India dalam beberapa bulan terakhir. Dalam beberapa kasus bahkan menyebabkan kematian pada anggota komunitas minoritas Muslim dan pemeluk Hindu dari kasta terendah di negeri itu.
Kasus terakhir terjadi pekan lalu, ketika Junaid Khan, seorang remaja berusia 15 tahun dan tiga saudaranya diserang di dalam kereta api, karena bertengkar berebut tempat duduk dengan penumpang lain.
Polisi sendiri sudah menangkap empat orang yang diduga terkait dalam kasus itu.
Tetapi salah satu saudara Khan mengatakan bahwa orang-orang yang menyerang mereka menuduh bahwa mereka membawa daging sapi, panganan yang populer kalangan Muslim dan komunitas Dalit dari kasta terendah di India.
Kematian Khan memicu demonstrasi besar-besaran di sejumlah kota di India pada Rabu (28/6/2017). Para demonstran mendesak pemerintah bertindak tegas untuk menghentikan aksi main hakim sendiri tersebut.
"Tak seorang pun di negeri ini yang punya hak untuk main hakim sendiri. Kekerasan tidak akan dan tak pernah menyelesaikan masalah," tegas Modi.
Dalam kesempatan itu Modi menceritakan sebuah peristiwa dari masa kecilnya, ketika seekor sapi milik tetangganya menyerang dan membunuh bayi dari pemiliknya.
"Sapi itu kemudian tidak mau makan atau minum. Air mata bercucuran dari sapi yang kemudian mati karena kesedihannya sendiri," kenang Modi.
"Sapi itu seperti menyesali perbuatannya dan merasa menderita karena kematian bayi itu. Tetapi hari ini saya mendengar ada orang membunuh atas nama sapi," imbuh dia.
Kekerasan atas Nama Agama
Kekerasan atas nama agama memang sedang meningkat di India dan para aktivis menuding pemerintahan Modi serta partai pendukungnya yang beraliran nasionalis Hindu tidak berbuat apa-apa.
"Pola kekerasan berlatar kebencian terhadap kaum Muslim yang tampaknya tidak tersentuh oleh hukum sangat merisaukan kami," kata Aakar Patel, direktur eksekutif Amnesty International India.
Menurut lembaga itu setidaknya sudah 10 warga Muslim yang dikeroyok atau dibunuh di ruang publik sejak April dalam kasus berlatar kebencian.
Penyembelihan sapi dan memiliki atau mengonsumsi daging sapi saat ini dilarang di beberapa negara bagian India. Bahkan ada negara bagian yang menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.
Tetapi sayang aturan itu dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk mengintimidasi dan menyerang kelompok minoritas. Kelompok-kelompok itu bahkan melakukan sweeping di jalanan untuk mencari orang atau kendaraan yang memuat sapi.
Pada April lalu seorang lelaki Muslim dikeroyok hingga tewas di Rajashthan karena memuat beberapa ekor sapi di truknya. Belakangan diketahui bahwa lelaki itu adalah seorang peternak yang hendak menjual susu sapi.
Selanjutnya pada Mei, dua orang warga Muslim dibunuh karena dituding mencuri sapi. Dalam dua kasus itu polisi India dituduh lamban bertindak untuk mencegah jatuhnya korban.(AFP)
Berita Terkait
-
Ngakak Bareng Aa' Juju, Petualangan Kocak di India Bikin Netizen Ketagihan!
-
Sinopsis Single Salma, Film India Terbaru Huma Qureshi dan Shreyas Talpade
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Sinopsis Idli Kadai, Film India Terbaru Dhanush di Netflix
-
Cara Membedakan Bakso Sapi vs Bakso Babi, Belajar dari Kasus Warung Viral di Bantul
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Aktivis Serukan Pemuka Agama Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik
-
Terjaring OTT, Gubernur Riau Abdul Hamid Digelandang ke KPK Besok
-
Prabowo ke Tanah Abang! KAI Ungkap Agenda Mendadak di Istana
-
Jadi Event Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia, PLN Electric Run 2025 Berlangsung Sukses
-
Tertunduk Lesu, Onad Kirim Pesan Cinta untuk Istri Usai Asesmen Narkoba
-
Lewat Grand Final Duta DPD, Sultan Najamudin Ajak Anak Muda Menjadi Aspirasi Daerah
-
Joget DPR di Depan Prabowo-Gibran: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan di Sidang MKD!
-
KPK Terbitkan Sprindik Baru dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina-Petral
-
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, Jadi Operasi Tangkap Tangan Keenam di 2025
-
BREAKING NEWS! KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid