Buni Yani berencana menyiapkan pakar telematika Hermansyah (46) menjadi salah satu saksi ahli dalam sidang perkara dugaan pelanggaran undang - undang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE) yang menjeratnya sebagai terdakwa. Namun, ternyata Hermansyah mengalami penganiayaan dan harus di rawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
"Ya, saya berdoa saja semoga pak Hermansyah cepat sembuh ya. Karena sejak awal, saya dan tim hukum menjadwalkan pak Hermansyah jadi salah satu dari saksi ahli yang akan kami hadirkan di dalam persidangan saya di Bandung," kata Buni usai menjenguk Hermansyah, di RSPAD Gatot Soebroto, Sabtu (15/7/2017).
Buni menambahkan, dirinya memang belum menyampaikan secara langsung rencana penunjukan Hermansyah sebagai saksi ahli untuk kasusnya tersebut.
"Belum ya (penunjukan langsung Hermansyah), karena beliau sibuk dan tim kami sibuk juga. Karena kan baru mulai Minggu depan, Selasa (18/7/2017), pemanggilan saksi dari pihak JPU," ujar Buni.
Buni mengaku prihatin dengan peristiwa yang dialami oleh Hermansyah tersebut.
"Ya, saya sangat sedih. Tiba - tiba Hermansyah terkena musibah seperti begini," kata Buni.
Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum akan menghadirkan 17 saksi dalam sidang dengan terdakwa Buni Yani.
"Sesuai dengan tadi yang diperintahkan majelis hakim kita akan 17 saksi, tapi bisa bertambah," ujar salah satu JPU, Anwarudin usai sidang putusan sela di Gedung Arsip, Jalan Seram, Kota Bandung, Selasa (11/7/2017).
Berita Terkait
-
Tanah Ribuan Meter Ashanty Jadi Sengketa, Tadinya Mau Dibangun Yayasan
-
Ashanty Geram, Pengembang Rumah Beli Tanah Warisan Ayah yang Masih Jadi Sengketa
-
Ashanty Terancam Kehilangan Tanah Ribuan Meter, Kok Bisa?
-
Tinggalkan Citra Kanak-Kanak, Arsy Hermansyah Usung Musik Modern di Lagu 'Picnic'
-
Duduk Perkara Rektor UI Disoraki 'Zionis' di Acara Wisuda, Gegara Undang Tokoh Pro-Israel?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO