Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar menghentikan perilaku perundungan atau "bullying" termasuk di media sosial (medsos).
"Akan saya sampaikan kepada Menteri Pendidikan (Muhadjir Effendy) agar yang namanya 'bullying' itu tidak muncul. Sudah sering muncul dan menjadi viral di medsos. Kita harus stop itu," kata Presiden Joko Widodo di Pekanbaru, Minggu.
Beberapa pekan terakhir memang beredar video perundungan terhadap siswi SMP di Jakarta dalam media sosial. Video itu menunjukkan sejumlah siswa SMP bergantian menjambak seorang siswi yang menggunakan seragam putih dan pada akhir video, siswi tersebut disuruh mencium tangan siswa dan siswi yang melakukan "bully".
Masih ada juga video perundungan terhadap seorang mahasiswa berkebutuhan khusus yang merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di Depok, Bogor oleh teman-teman sekuliahnya.
"Budaya dan tradisi (bullying) seperti itu memang harus dihilangkan, mem-bully itu biasanya yang banyak, senior ke juniornya, junior ke senior tidak ada, yang banyak itu senior ke juniornya. Hal-hal seperti ini biasanya dimulai dari waktu penerimaan, pada MOS (Masa Orientasi Sekolah), ada ospek, yang begitu harus dihilangkan," tambah Presiden.
Presiden menyarankan agar "bullying" diganti menjadi kegiatan yang dapat mendatangkan rasa hormat antara senior dan junior "Seharusnya masa pengenalan itu dilarikan ke hal-hal yang memberikan respek ke senior, adiknya menghargai kakak kelasnya, kakak kelasnya mau menolong adiknya, membantu adiknya. Saya lihat di negara yang lain, ada kakak kelasnya menggendong adik kelasnya masuk sekolah, saya tanya apa artinya? Ya seniornya harus bantu adiknya, adiknya harus hormat ke seniornya," ungkap Presiden.
Joko Widodod juga ingin agar pendidikan di sekolah dapat lebih meningkatkan pendidikan karakter yang memperkuat hal-hal terkait kejujuran, integritas, etika, moralitas serta budi pekerti.
"Beberapa kali sudah kita diskusikan dengan Mendikbud mengenai ini, misalnya mengenai PR (pekerjaan rumah) itu tidak harus PR (pelajaran) matematika atau mata pelajaran yang lain, PR bisa saja anak diminta untuk kerja bakti, difoto lalu dilaporkan ke gurunya, atau menjenguk saudara atau temannya yang sakit, difoto lalu dilaporkan, pelajaran-pelajaran seperti itu yang kita kurang," jelas Presiden.
Melalui pendidikan karakter maka etika, integritas, moralitas, kejujuran, akal budi dan budi pekerti dapat terus diangkat.
"Karena kita kekurangan di situ, kekurangan jiwa-jiwa mulia di situ, itu yang akan kita angkat," tegas Presiden. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka