Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menganggap Fraksi Gerindra menarik diri dari panitia khusus hak angket terhadap KPK sebagai hal yang wajar.
Fahri mengungkapkan terdapat dua pandangan dalam menyikapi pansus angket KPK. Ada sebagian fraksi yang menilai setelah pansus dibentuk maka semua fraksi berkewajiban mengirimkan anggota ke sana.
"Manakala dia telah disepakati di paripurna maka seharusnya semua fraksi memiliki kewajiban untuk hadir di dalam semua alat kelengkapan yang sudah dibentuk. Itu harusnya kewajiban," tutur Fahri.
Tapi, sebagian fraksi lagi beranggapan merupakan hak setiap fraksi untuk bergabung dalam pansus atau tidak.
"Sebenarnya ini lebih lemah sebetulnya kalau ini dianggap sebagai hak. Tapi boleh dikatakan sebagai sikap politik," kata dia.
Fahri menyebut sikap Fraksi Gerindra sama dengan walk out dari rapat pengambilan keputusan.
"Di dalam politik DPR itu ada boikot untuk tidak mengambil keputusan, itu juga merupakan suatu sikap politik, sama dengan walk out. walk out adalah sikap politik untuk tidak mengambil keputusan dan memberikan isyarat bahwa tidak ikut bertanggungjawab atas keputusan yang dibuat," tutur Fahri.
Apa kata Gerindra?
Anggota pansus angket KPK dari Fraksi Gerindra Desmon J. Mahesa menjelaskan kenapa fraksinya menarik diri.
"Pembentukan itu dibentuk lima fraksi dan dua fraksi belum menyetor, yaitu Gerindra dan PAN. Nah dasar itu kan pembentukan pansus itu kan nggak memenuhi syarat UU MD3 dan tatib. Kalau kami biarkan ini dan tak bersikap ya ada sesuatu yang salah kan," kata Desmon, Senin (24/z/2017)
Desmon juga menganggap rapat pansus selama ini terkesan selalu dadakan. Dia menyontohkan langkah pansus mengunjungi terpidana kasus korupsi ke penjara Sukamiskin. Ketika itu, Gerindra sebenarnya menolak, tetapi tetap dijalankan pansus.
"Saya bilang kalau mereka berangkat, Gerindra akan keluar. Setelah berangkat dari Lapas Sukamiskin itu kan kami nggak pernah aktif lagi," tambah Wakil Ketua Komisi III DPR.
Alasan yang mendasari sikap Fraksi Gerindra lainnya yaitu mereka menilai ada upaya melemahkan KPK lewat pansus.
"Kami melihat ada langkah-langkah yang mau melemahkan kelembagaan KPK. Kalau ini yang ada maka kami harus keluar," kata dia.
Setelah Gerindra mundur dari pansus, praktis anggota pansus sekarang diisi oleh anggota fraksi partai pendukung pemerintah: PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, Nasdem, PPP, dan PAN.
"Ya kami kluar. Nah kami lihat juga yang aktif itu parpol-parpol koalisi pemerintah, harusnya mereka menguatkan (KPK). Kami sebagai partai non pendukung (pemerintah) ya kami keluar. Koalisi pemerintah lah yang melemahkan KPK," tuturnya.
Berita Terkait
-
Belum Setahun Kerja, Banyak Menteri Prabowo Dapat Tanda Kehormatan, Apa Jasanya?
-
Wamen PKP Soroti Backlog 15 Juta Unit Rumah, Singgung Properti Syariah
-
Qatar Garap Proyek 3 Juta Rumah di Indonesia, Kapan Mulai Dibangun?
-
Publik Meledak, Buntut Fahri Hamzah Usul Pajak Rumah Tapak Dinaikkan
-
Seruan Keras Syahganda Nainggolan: Copot Maruarar Sirait, Ganti dengan Fahri Hamzah
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang