Suara.com - Kebun binatang di Cina barat daya pada mengadakan perayaan ulang tahun bagi "nenek panda", yang bertambah umur menjadi 35 tahun, pada Sabtu (16/9/2017).
Xinxing, yang lahir pada 1982, adalah salah satu panda raksasa tertua di dunia. Ia merupakan ibu dari keluarga besar beranggotakan 90 panda.
Anak-anak serta cucu-cucunya tersebar di berbagai belahan dunia, yaitu di 20 negara dan wilayah, termasuk Amerika Serikat, Kanada dan Jepang.
Pada Sabtu, Xinxing berpesta makan rebung dan apel di Kebun Binatang Chongqing. Lagu "selamat ulang tahun" diperdengarkan sambil ia makan.
Anak-cucu keturunannya di berbagai kebun binatang di Hong Kong, Toronto dan Memphis memanfaatkan teknologi untuk mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui tayangan video.
Di Chongqing, sang nenek tidak tinggal sendiri. Ia ditemani satu putra, lima cucu perempuan dan dua cicit.
Xinxing pertama kali dibawa ke kebun binatang itu ketika ia berusia satu tahun. Ia pertama kali melahirkan pada 1992.
Pada 2002, Xinxing memecahkan rekor sebagai panda tertua yang melahirkan. Saat itu, pada usia 20 tahun, ia melahirkan bayi kembar.
Pengasuh Xinxing, Yin Yanqiang, mengatakan Xinxing dalam usia 35 tahun masih segar dan belum menunjukkan masalah penuaan.
Baca Juga: Panda Tertua di Dunia Mati di Usia 37 Tahun
Bobot tubuh Xinxing saat ini tercatat 94 kilogram. Ia makan rebung sebanyak 15 kilogram dan daun bambu 1 kilogram secara rata-rata serta banyak buah, juga makanan halus tiga kali sehari, ungkap Yin.
Pengelola kebun binatang telah secara khusus menyediakan air murni untuk minum serta pemeriksaan fisik setiap bulan bagi Xinxing agar Xinxing menjalani masa tua dengan baik, tambah Yin.
Panda raksasa dikenal memiliki usia hidup yang pendek.
Di alam liar, panda biasanya hidup selama 15 hingga 20 tahun. Sementara panda-panda yang berada dalam penangkaran, mereka bisa hidup hingga sekitar 30 tahun, yang berarti serupa dengan 90 tahun usia manusia.
Menurut catatan Badan Kehutanan Negara Cina, hingga 2013 panda yang hidup di alam liar berjumlah kurang dari 2.000 ekor.
Sebagian besar dari mereka berkeliaran di daerah pegunungan di provinsi Sichuan, Shaanxi dan Gansu. Sekitar 400 lainnya hidup dalam penangkaran.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah
-
Nasib Gubernur Riau di Ujung Tanduk, KPK Umumkan Status Tersangka Hari Ini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO