Suara.com - Sebanyak 90,9 persen rakyat Catalonia memilih untuk merdeka dari kekuasaan Spanyol, dalam referendum kemerdekaan yang digelar pada Minggu (1/10/2017).
Pemerintah otonom Catalonia melalui akun Twitter @catalangov, referendum itu diikuti oleh 2,26 juta warga yang memunyai hak untuk memilih.
“Sebanyak 90,9 persen dari total 2,26 juta pemilih menyatakan ‘ya’ untuk merdeka. Sedangkan yang memilih kertas ‘tidak’ hanya 176.565 pemilih atau 7,87 persen,” demikian ditulis @catalangov yang dikutip The Guardian.
Akun itu juga mengungkapkan, jumlah pemilih referendum itu sebenarnya 5,34 juta orang. Tapi, aksi brutal polisi Spanyol yang menyerbu, menembaki, dan merampas kotak suara menyebabkan jumlah pemilih susut.
“Berdasarkan 2.262.424 surat suara yang tidak disita, sebanyak 2.020.144 adalah berisi ‘Ya’ (merdeka). Sedangkan yang memilih ‘tidak’ hanya 176.565. Selebihnya, ada 45.586 surat suara kosong dan 20.129 suara nol.”
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menegaskan, pemerintahannya tak mengakui keberadaan referendum tersebut.
“Kami tak mengakui adanya referendum itu, sehingga apa pun hasilnya tak menjadi pertimbangan kami,” tukasnya.
Rajoy juga mengklaim mayoritas warga Catalonia tak mau berpisah dengan Spanyol, sehingga referendum itu dinyatakan ilegal. Ia lantas memuji aparat kepolisian yang melakukan aksi represif.
Aksi brutal polisi Spanyol terhadap warga Catalonia saat referendum kemerdekaan digelar, Minggu (1/10/2017).
Sementara pemerintah otonom Catalonia memgungkapkan, aparat kepolisian Spanyol melakukan aksi brutal yang menyebabkan sedikitnya 844 warga terluka.
Baca Juga: WNI Tersangka Pembunuh Kakak Kim Jong Un: Aku Tak Bersalah
Wakil Presiden Catalonia dan juga politikus Partai Republikan Kiri Oriol Junqueras, mengutuk aksi brutal kepolisian dan pemerintah Madrid.
”Spanyol mengklaim sebagai penjaga demokrasi. Lantas, demokrasi macam apa yang diwujudkan dengan menyuruh polisi-polisi mereka mencuri kotak suara rakyat?” serangnya.
Seorang perempuan pemberani warga Catalonia mengacungkan jari tengahnya kepada polisi Spanyol yang brutal memukuli dan menembaki mereka.
“Bagaimana mungkin pemerintahan fasis seperti mereka mengajarkan kaum republikan Catalonia mengenai demokrasi? Kami sejak era jenderal fasis Franco sudah melakukan perlawanan,” tukasnya.
Sementara Presiden Catalonia Carle Puigdemont mengapresiasi keberanian warga Catalan yang sejak sehari sebelum referendum membuat barikade menjaga kotak suara.
“Rakyat Catalonia mengikuti para pendahulu mereka, berani menentang kediktatoran dan fasisme. Ini adalah kemenangan kaum demokratis,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!