Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyayangkan perbedaan sikap antara Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) Polri.
Presiden Jokowi lewat juru bicaranya, Johan Budi, mengatakan tidak mempersoalkan rencana Polri membentuk Densus Tipikor selama bermanfaat dalam memperkuat pemberantasan korupsi.
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Densus Tipikor belum perlu dibentuk. Dia menyarankan, pemberantasan korupsi lebih baik difokuskan kepada KPK.
"Manajemennya seharusnya bukan ‘manajemen pasar klontong’. Harusnya hasil rapat di DPR ini oleh presiden dan wapres itu dibawa dulu ke rapat kabinet," kata Fahri di DPR, Jakarta, Rabu (18/10/2017).
"Rapatkan di situ, jangan direspons di pinggir jalan. Ajak rapat, presiden, Menkopolhukam, Kapolri, Jaksa Agung, diundang membahas hasil rapat di DPR. Habis itu baru bikin pernyataan," tukas Fahri mengomentari JK.
Usul membuat Densus Tipikor ini muncul dari Polri yang diusulkan kepada Komisi III DPR. Komisi III kemudian melakukan rapat gabung dengan Kapolri, Jaksa Agung, Menteri Hukum dan HAM, serta pimpinan KPK. Rapat ini masih belum selesai dan akan dilanjutkan pada Senin (23/10/2017) setelah ditutup pada Senin (16/10/2017).
Politikus yang dipecat PKS ini menerangkan, rapat di Komisi III belum selesai, sehingga belum mencapai kesimpulan untuk menolak atau mendukung pembentukan Densus Tipikor.
Karenanya, Fahri menyayangkan komentar JK yang menolak pembentukan Densus Tipikor.
Baca Juga: Ribuan WNI Korban Tragedi '98 yang Lari ke AS Diusir Donald Trump
"Kami ini lagi mikir serius, dia seenaknya ngomong kayak gitu. Dia seenaknya saja ngomong. Saya kira ini tak punya etika. Urus dulu dong, kan Kapolri (Tito Karnavian) anggota kabinet, Jaksa agungnya kan anggota kabinet. Ngomong dulu dong baik-baik. Suruh presentasi. Mabes polri datang dengan Proposal dari dukungan Komisi III kan nggak sederhana. Kajian hukumnya serius. Jangan dimentahkan begitu saja di pinggir jalan begitu. Ini negara kayak nggak ada prosedurnya," cecarnya.
Menurutnya, sikap beda pendapat ini tidak sehat. Harusnya, presiden dan wakil presiden bersifat dwitunggal dan tidak boleh berbeda pendapat.
"Kalau DPR ini boleh beda pendapat, tapi kalau di eksekutif ini tak boleh beda pendapat. Tolonglah itu diperhatikan. Apalagi ini tema-tema yang serius yang kita bahas," tandasnya.
Berita Terkait
-
JK Bilang Densus Tipikor Belum Perlu, Ini Kata DPR
-
Densus Tipikor, Menteri Yasonna: Seinget Saya Belum Ada Ratas
-
Dalam 3 Tahun, Jokowi-JK Bangun 2 Ribu Km Jalan Baru di Indonesia
-
Biaya Densus Tipikor Rp2,6 T, Desmon: Tergantung Political Will
-
2018, DPR Mau Kembalikan Pemberantasan Korupsi ke Polri-Kejaksaan
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah
-
"Rampok Uang Negara" Berujung Pemecatan: Mantan Anggota DPRD Gorontalo Bakal Jadi Supir Truk Lagi
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan