Suara.com - Presiden Joko Widodo, mengatakan, pada 2017, pemerintahan Kabinet Kerja memberikan penekanan pada pemerataan yang berkeadilan, setelah dua tahun sebelumnya secara berurutan mengambil fokus pada pembangunan pondasi dan percepatan pembangunan. Dalam aspek pemerataan, salah satunya adalah pengembangan kewilayahan.
Dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) dalam pembangunan kewilayahan, salah satunya adalah jalan paralel perbatasan Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Adapun pembangunan jalan paralel perbatasan, contohnya di pulau Kalimantan, dilaksanakan bekerja sama dengan Zeni TNI, yang membentang dari Kalimantan Utara (Kaltara) hingga Kalimantan Barat (Kalbar) sepanjang 1.900 km.
"Untuk Kalimantan Barat, panjangnya 850 km, dan ditargetkan pada akhir 2017 ini hanya menyisakan 107 km lagi yang belum tembus. Akhir 2018 ditargetkan jalan sudah tembus dan pada 2019 jalan sudah fungsional,” tutur Kepala Satuan Kerja (Satker) Paralel Perbatasan Kalimantan Barat DJBM Kementerian PUPR, Asep Syarip.
Jalan paralel perbatasan di Kalimantan Barat, membentang dari Temajuk-Aruk-Seluas-Entikong-Badau-Nanga Era hingga batas Kalimantan Timur. Pada wilayah tersebut terdapat banyak sungai, sehingga membutuhkan banyak jembatan.
Asep mengatakan, pada tahun 2017-2018 (kontrak tahun jamak), dana telah dianggarkan melalui APBN yang memanfatkan dana sukuk surat berharga syariah negara (SBSN) untuk total jembatan sepanjang 1016 m. Jembatan yang dipasang adalah Permanen (Girder/Rangka) sepanjang 710 m (21 unit), box culvert triple 3 x 3 sepanjang 150 m (15 unit), dan jembatan panel/bailley sepanjang 156 m (10 unit).
“Panjang jembatannya variatif, ada yang 20 m, 25 m, sampai 35 meter. Lokasinya tersebar. Jarak terdekat antar jembatan satu dan lainnya, total 3 km. Dari jembatan pertama ke jembatan terakhir pun jaraknya 600 km,” tutur Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Temajuk-Aruk-Seluas DJBM Kementerian PUPR, Chandra.
Kondisi geografis menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja di lapangan. Letak Pulau Kalimantan dilintasi garis khatulistiwa dan kondisi lingkungan yang masih hutan menyebabkan kelembaban udara tinggi.
"Kelembaban terjadi di sebagian jalan paralel perbatasan, karena memang jalannya masih tanah, sehingga truk yang mengirim material sering terperosok dan untuk mengatasinya perlu waktu beberapa hari,” tambah Chandra.
Jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat memiliki panjang 850 km. Pada akhir 2019, ditargetkan sepanjang 359,25 km dalam kondisi teraspal dan 490,52 km agregat. Saat ini, pekerjaan jalan yang dilakukan berupa penimbunan, perataan, perkerasan tanah, perkerasan agregat, dan menurunkan grade tanjakan menjadi standar 10 persen. Jalan yang dibangun lebih lebar dibandingkan jalan lama dengan perkerasan bahu jalan dan marka.
Sementara itu, pegawai Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Ahmad Wachyu Habibie, mengatakan, saat ini masyarakat masih banyak menggunakan produk Malaysia, khususnya sembako. Untuk mendapatkan produk Indonesia, pedagang di wilayah Kapuas Hulu harus menempuh perjalanan yang cukup panjang.
“Untuk pedagang Indonesia (di Kecamatan Badau dan sekitarnya), apabila menuju Pontianak melalui Putussibau dan Sintang menghabiskan waktu 16-18 jam, sedangkan Badau ke Pontianak lebih cepat sekitar 10 jam, tetapi harus melalui wilayah Malaysia dan masuk kembali lewat PLBN Entikong. Kalau sudah ada jalan paralel sangat membantu sekali. Selain cepat, tidak perlu membayar kepada pihak Malaysia untuk biaya masuk kendaraan,” tutur Habibie.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Viral Aksi Perpeloncoan Mahasiswa Baru Diduga Kampus Unsri, Dipaksa Cium Teman
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Pusing hingga Muntah, Dinkes Garut Ungkap 600 Siswa Keracunan MBG: Alhamdulillah Semua Sudah Sehat
-
Geger Riwayat Pendidikan Gibran: Data KPU vs Setneg Bikin Geleng-geleng, S1 Dulu Baru Setara SMK?
-
Gugatan Rp125 Triliun Lanjut ke Mediasi, Gibran Bakal Hadir?
-
Geram Bunyi Tet Tok Wuk Wuk, DPR ke Polisi: Stop Kawal Artis-Selebgram, Presiden Saja yang Boleh!
-
Geger Penemuan Mayat Anak 8 Tahun di Kos Penjaringan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Apa Target Awal yang Dibenahi?
-
Roy Suryo: Jangan Sampai Jaksa Agung Dikatai Ayam Sayur, Penjarakan Silfester Matutina Sekarang!