Suara.com - Jagat raya, khususnya Timur Tengah dan dunia Islam, geger setelah peristiwa langka terjadi di Arab Saudi ketika puluhan menteri, anggota kerajaan, pejabat pemerintah dan perwira tinggi militer dipecat atau ditangkap sebagai bagian dari kerja sebuah komisi antikorupsi yang baru dibentuk di negeri itu.
Apa sih yang sebenarnya terjadi di negeri itu? Dan mengapa terjadi? Berikut fakta-fakta lain di balik apa yang terjadi di Arab Saudi ini, dikutip dari laman berita Australia abc.net.au.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Pemerintah Arab Saudi menangkap 11 pangeran, empat menteri dan puluhan mantan menteri. Di antara yang paling menonjol adalah Pangeran Alwaleed bin Talal yang memiliki kekayaan bersih 22 miliar dolar AS (Rp297 triliun).
Dia dikenal sebagai wajah bisnis Arab Saudi dan pemilik Hotel Savoy di London yang tersohor ke seisi buana.
Perusahaannya, Kingdom Holding, membenamkam investasi di perusahaan-perusahaan ternama seperti Apple, Twitter dan Citigroup.
BBC melaporkan bahwa kakak Osama bin Laden, yakni Bakr bin Laden yang memimpin perusahaan konstruksi raksasa Saudi Binladin, juga ditahan.
Langkah ini disebut sebagai pembersihan negara dari korupsi. Namun tidak dijelaskan dakwaan korupsi apa yang diajukan kepada orang-orang yang ditangkap itu.
Media resmi Saudi melaporkan bahwa komite antikorupsi sedang menyelidiki dugaan korupsi pada kasus banjir maut yang menimpa Jeddah pada 2009 dan respon pemerintah terhadap virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun.
Orang-orang penting ini ditangkap di Hotel Ritz-Carlton di Riyadh.
Apa arti ini semua?
Banyak orang yang justru mengaitkan manuver itu sebagai unjuk kekuatan dari putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
Beberapa tahun ini pangeran muda tersebut belum dikenal luas publik, tetapi pangeran yang kini berusia 32 tahun ini luas dikenal sebagai reformis dan sangat dipuja kaum muda Saudi.
Pangeran mahkota ini terkenal dengan rencananya memodernisasi Saudi dengan pendekatan Islamnya yang moderat.
Bulan lalu dia berkata kepada media pada sebuah konferensi ekonomi di Saudi bahwa dia ingin "segera memberantas akar-akar ekstremisme".
Juni silam, ayahandanya Raja Salman memperkuat posisi kekuasaan anaknya dengan mengangkatnya ke pewaris nomor satu dalam garis tahta Saudi pengganti dirinya.
Sebelum Raja menganugerahi posisi itu, prospek kekuasaan sang pangeran belum menentu. Justru sebelum itu sepupunya Pangeran Mohammed bin Nayef adalah pewaris utama setelah sang raja. Namun sang raja mengeluarkan Pangeran Nayef dari garis tahta. Bukan hanya itu pangeran malang ini dicopot dari jabatan menteri dalam negeri dan kepala kontraterorisme.
Ini membuat putra sang raja, Pangeran Mohammed bin Salman, tak tersaingi dalam garis pewaris tahta.
Sudah berapa banyak raja memerintah Saudi?
Didirikan pada 1932 oleh Raja Abdulaziz Ibn Saud, kerajaan Saudi sudah melahirkan enam raja. Kelima raja berikutnya adalah putra-putra Raja Abdulaziz yang meninggal dunia pada 1953.
Tak seorang pun dari raja-raja itu yang naik berkuasa di bawah usia 50 tahun.
Raja sekarang, Raja Salman, berusia 79 ketika dinobatkan menjadi penguasa kerajaan ini tiga tahun lalu setelah kakaknya Raja Abdullah mangkat dalam usia 90 tahun.
Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman akan menjadi raja pertama di generasinya. Untuk pertama kalinya bakal terjadi peralihan kekuasaan dari para putra Raja Abdulaziz, kepada cucu sang pendiri Saudi itu.
Bagaimana caranya para raja Saudi naik tahta?
Selama berpuluh-puluh tahun alih kekuasaan di Saudi berlangsung dari kakak diturunkan ke adik. Tapi saat ini akan berubah setelah Pangeran Mohammed menyandang sebagai pewaris pertama tahta raja dari ayahandanya.
Pangeran muda ini juga menjabat menteri pertahanan yang merupakan menteri pertahanan paling muda di dunia. Dia juga menjadi dirijen ekonomi, perencanaan, reformasi dan keamanan Saudi.
Sebelum ke sana, Raja Salman terlebih dahulu mencopot adik tirinya Pangeran Muqrin dari garis tahta.
Pada April 2015, Raja Salman menunjuk Pangeran Mohammed bin Salman dalam urutan dua garis pewaris tahta, sehingga berhak menyandang predikat wakil pangeran mahkota, sebelum menaikkannya menjadi pangeran mahkota Juni tahun ini.
Secara teoritis, pemilihan pangeran mahkota dilakukan begitu raja baru naik tahta di bawah saksi "Dewan Kesetiaan" yang dibentuk pada 2007 oleh mendiang Raja Abdullah yang beranggotakan para putra dan cucu mendiang Raja Abdulaziz.
Tetapi peran dewan ini berubah sejak 2015 dan hanya memiliki kekuasaan terbatas.
Kekuasaan apa saja yang dimiliki seorang raja Saudi?
Banyak sekali. Saudi adalah monarki absolut di mana semua keputusan besar tergantung kepada raja. Seandainya ada ketidaksepakatan, keluarga kerajaan punya tradisi untuk tetap satu suara, khususnya dalam masalah pergantian kekuasaan, sebagai front bersatu di hadapan para pemimpin suku dan agama yang sangat kuat pengaruhnya di Saudi.
Penangkapan puluhan pangeran saat ini juga dapat ditafsirkan sebagai cara keluarga kerajaan mengatasi gejolak di dalam untuk menjadi satu suara kembali. [Antara]
Tag
Berita Terkait
-
Panduan Ziarah di Arab Saudi: 4 Aturan Penting yang Wajib Diketahui Jamaah!
-
Gila! Arab Saudi Bakal Bangun Stadion di Atas Pencakar Langit untuk Piala Dunia 2034
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Cristiano Ronaldo Cetak Gol Ke-950, Al-Nassr Kokoh di Puncak Klasemen Saudi Pro League
-
Di Balik Layar Kementerian Haji dan Umrah, Presiden Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik