Suara.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang, mengatakan tidak takut dengan laporan terhadap dirinya oleh kuasa hukum Setya Novanto. Sebab, jika dibandingkan penderitaan Penyidik KPK Novel Baswedan, yang dialami Saut tidak berat seperti Novel yang harus menanggung penderitaan seumur hidup dengan kondisi cacat.
"Saya baru dilaporin, kalau dipenjara paling-paling dihukum berapa? Dua tahun. Ya, nggak hukuman mati kan. Dibandingkan dengan Novel yang sebegitu, sampai seumur hidupnya jadi seperti itu," kata Saut usai menjadi Inspektur Upacara Bendera dalam rangka peringati Hari Pahlawan di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2017).
Saut mengatakan, perjuangan untuk memberantas korupsi di Indonesia sangat sulit. KPK kerap kali mendapat serangan dari berbagai pihak yang tidak menginginkan perkara korupsi dituntaskan.
"Karena kadang-kadang kita suka terkondisi dengan respons dari luar. Kita mengingatkan semua barisan kita bahwa perjuangan ini tidak gampang. Kalau kita bilang belakangan ini ada respons KPK terhadap apa yang dia lakukan, itu juga terjadi sejak beberapa periode lalu. Sehingga itu proses yang wajar-wajar saja, sehingga tadi saya mengingatkan bahkan apa yang kami alami tidak ada sejengkal-sejengkalnya dari yang dialami oleh Novel kan," kata Saut.
Saut berharap, ke depannya serangan terhadap pejuang antikorupsi tidak terjadi lagi. KPK, tambahnya, harus berani dan berani dalam menghadapi serangan yang terjadi saat ini.
"Jadi apa yang dialami pejuang-pejuang antikorupsi, mudah-mudahan tidak terjadi lagi di kita di masa yang akan datang. Kita harus mengatur strategi. Pada bagian lain kita juga harus kuat, berani, nggak takut, bertanggung jawab, tekun, dan selanjutnya. Kemudian itu perlu kita ingatkan kembali lagi," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO