Suara.com - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan membuka acara Pelatihan Penanganan Terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat.
Agar menjadi rujukan dan berstandar, RSUD Al-Ihsan bersama P2TP2A mencoba mengadakan pelatihan yang disupervisi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat yang sudah memiliki akreditasi untuk menyelenggarakan pelatihan.
"Kita menginginkan RSUD ini menjadi rujukan layanan kesehatan yang menyelenggarakan layanan bagi korban kekerasan terutama perempuan dan anak," kata Netty.
"Ya kita semua berharap pelatihan ini nanti dievaluasi dari hasil supervisi, dievaluasi apa mungkin ditambah hari, materi, teknik, maupun metodologinya. Nanti lembaga penyelenggara rujukan lainnya dapat menggunakan hasil penyempurnaan yang dilakukan oleh BPSDM.
Kembali Netty ungkapkan, adapun faktor yang menyebabkan kekerasan terjadi, akar permasalahnnya adalah kemiskinan. Baik kemiskinan ekonomi maupun kemiskinan informasi dan wawasan, juga kegagalan pengasuhan dalam keluarga atau ketidakmampuan orangtua menyelenggarakan pengasuhan.
"Hal tersebut tentu menjadi akar dari pohon kekerasan. Seringkali orangtua tidak bisa menjelaskan tanda kedewasaan, jenis sentuhan, zona pada tubuh yang harus dijaga, tentu ini menjadi awal dari benih kekerasan dan akan menimpa anak-anak kita. Termasuk juga infrastruktur rumah yang tidak memisahkan kamar anak dan orangtua ataupun tidak adanya toilet di dalam rumah," jelasnya.
"Dua hal tujuan saya yaitu, masyarakat tercegah dan korban tertangani," kata Netty.
Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur RSUD Al-Ihsan dr. Komar Hanifi mengungkapkan bahwa semestinya insan kesehatan tidak melulu mengurus kesehatan fisik namun juga psikis, terutama pada korban kekerasan.
"Pembangunan disiplin kesehatan dimulai dengan pendidikan dalam keluarga, salah satunya pola asuh yang apabila tidak tepat dapat menciptakan anak-anak dengan perilaku menyimpang," kata Komar.
"Sebagai insan kesehatan, kita tak hanya melayani kesehatan tubuh tapi juga menangani jiwa korban-korban kekerasan pada anak dan perempuan. Kewajiban kita melindungi perempuan dan anak, yang paling banyak perempuan korban KDRT dengn luka fisik maupun psikis. Jadi sudah sewajarnya kita meringankan beban mereka," sahutnya.
Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari berturut-turut dengan peserta yang melibatkan petugas kesehatan seperti Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Petugas Kemanan, dan Petugas Kebersihan.
Nantinya, layanan kesehatan yang dilakukan RSUD Al-Ihsan bagi korban kekerasan ini akan dibebasbiayakan, dengan syarat memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu. [Adv]
Tag
Berita Terkait
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
-
Program Makan Bergizi Gratis Jangkau 50,3 Juta Penerima di Seluruh Indonesia
-
Bahas Aset Negara, Dedi Mulyadi Sambangi KPK
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK