Suara.com - Mantan jenderal Bosnia-Kroasia yang dijatuhi hukuman 20 tahun karena kejahatan perang, meninggal di rumah sakit setelah meminum racun di tengah-tengah sidang putusan Pengadilan PBB, Rabu (29/11/2017). Meninggalnya Slobodan Praljak ini dikonfirmasi oleh Pengadilan PBB.
Sidang Pengadilan Pidana Internasional untuk Penjahat Perang Bekas Yugoslavia (ICTY) itu, sempat dihentikan ketika Praljak tiba-tiba berdiri, menolak hasil putusan, dan menenggak cairan yang diakuinya sebagai racun dari sebuah botol kecil.
“Slobodan Praljak bukan seorang penjahat perang. Saya menolak keras putusan ini,” dia berteriak, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis(30/11).
Kuasa hukum Praljak mengakui kliennya meminum racun tersebut, yang membuat hakim menyudahi proses persidangan.
Kantor berita Kroasia HINA mengumumkan, setelah mengumpulkan berbagai informasi dari kerabat Praljak, pria tersebut meninggal dunia di rumah sakit.
Berita meninggalnya Praljak ini juga disiarkan oleh berbagai media lokal di Kroasia dan Bosnia.
Tak lama, keterangan resmi soal kematian Praljak dikonfirmasi oleh Nenad Golcevski, juru bicara Pengadilan Den Haag.
“Praljak dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menerima perawatan, lalu meninggal di sana. Menurut prosedur standar, pihak berwenang Belanda kini melakukan penyelidikan independen,” ujar Golcevski.
Praljak adalah satu dari enam mantan politisi dan kepala militer dari Republik Herzeg-Bosnia yang mendeklarasikan kemerdekaan mereka secara sepihak saat Perang Bosnia pada 1992-1995.
Baca Juga: Mengapa Din Tak Mau Ikut Kumpul dengan Alumni 212 di Monas?
Korban dan pelaku
Sebelumnya, keenam pesakitan mengajukan banding dari tuduhan penjahat perang.
Praljak, 72 tahun, mengajukan banding atas putusan pengadilan pada 2013, yang menjatuhinya hukuman penjara selama total 111 tahun, karena tindakan kriminal yang dilakukannya semasa konflik Bosnia.
Bakir Izetbegovic, anggota kepresidenan tripartit Bosnia mengatakan putusan tersebut seharusnya diterima Praljak.
“Kami tidak akan pernah lupa para korban dan pelaku. Kami akan selalu mengingat kejahatan dan tindakan kriminal mereka, tapi kami juga menginginkan kerja sama untuk mewujudkan politik Kroasia yang lebih baik, “ kata Izetbegovic.
Dia ingat Kroasia pernah melakukan agresi melawan Bosnia dan Herzegovina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh