Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Amanat Nasional Yandri Susanto [suara.com/Dian Rosmala]
Anggota Komisi II DPR Yandri Susanto menyayangkan adanya konflik terbuka antara Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dan Wakil Gubernur Udin Hianggio. Menurut Yandri seharusnya mereka saling bekerjasama agar menjadi panutan bagi warga.
"Tentu kejadian seperti ini sangat disayangkan, apalagi sudah sampai pada konflik terbuka seperti ini," kata Yandri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Anggota Fraksi PAN itu meminta Kementerian Dalam Negeri turun tangan guna mendamaikan kedua belah pihak.
"Lebih cepat lebih baik. Kemendagri harus menjadi pihak yang berinisiatif untuk mendamaikan kedua orang ini. Karena kalau keduanya cukup sulit untuk duduk bersama menyelesaikannya. Harus difasilitasi oleh kemendagri," kata Yandri.
Kemendagri sudah memanggil Irianto untuk meminta klarifikasi atas permasalahan yang menghebohkan publik. Dalam waktu dekat, kemendagri akan meminta konfirmasi Udin.
"Sudah ketemu gubernurnya untuk mendengar permasalahannya. Saatnya, Kemendagri akan panggil wagub Kaltara untuk klarifikasi, karena permasalahannya sudah sedemikian terbuka," kata Dirjen Otonomi Daerah Soni Sumarsono.
Soni menyayangkan perseteruan kedua kepala daerah.
"Sangat disayangkan, persoalan yang harusnya bersifat internal menjadi konsumsi publik. Masyarakat Kaltara jadi ikut meramaikan. Kaltara sebagai provinsi baru, butuh kepemimpinan yang kuat dan visioner serta kompak," katanya.
Konfik kedua petinggi bermula dari surat gubernur kepada wakilnya yang berisi teguran pada tanggal 9 Oktober 2017. Udin dianggap tidak melaksanakan tugas, tidak tertib administrasi dalam perjalanan dinas, tidak melakukan koordinasi yang harmonis terkait SKPD, dan melakukan kegiatan kontra produktif.
Surat itu ternyata dibalas Udin yang isinya menolak semua tuduhan dan menyebut posisinya setara dengan gubernur.
Kaltara adalah provinsi baru di Indonesia yang disahkan pada tanggal 25 Oktober 2012. Pasangan Irianto-Udin yang menjabat sebagai gubernur-wagub pertama terpilih dalam Pilkada 2015 diusung oleh PKS, PDIP, PAN, PBB, Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.
"Tentu kejadian seperti ini sangat disayangkan, apalagi sudah sampai pada konflik terbuka seperti ini," kata Yandri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Anggota Fraksi PAN itu meminta Kementerian Dalam Negeri turun tangan guna mendamaikan kedua belah pihak.
"Lebih cepat lebih baik. Kemendagri harus menjadi pihak yang berinisiatif untuk mendamaikan kedua orang ini. Karena kalau keduanya cukup sulit untuk duduk bersama menyelesaikannya. Harus difasilitasi oleh kemendagri," kata Yandri.
Kemendagri sudah memanggil Irianto untuk meminta klarifikasi atas permasalahan yang menghebohkan publik. Dalam waktu dekat, kemendagri akan meminta konfirmasi Udin.
"Sudah ketemu gubernurnya untuk mendengar permasalahannya. Saatnya, Kemendagri akan panggil wagub Kaltara untuk klarifikasi, karena permasalahannya sudah sedemikian terbuka," kata Dirjen Otonomi Daerah Soni Sumarsono.
Soni menyayangkan perseteruan kedua kepala daerah.
"Sangat disayangkan, persoalan yang harusnya bersifat internal menjadi konsumsi publik. Masyarakat Kaltara jadi ikut meramaikan. Kaltara sebagai provinsi baru, butuh kepemimpinan yang kuat dan visioner serta kompak," katanya.
Konfik kedua petinggi bermula dari surat gubernur kepada wakilnya yang berisi teguran pada tanggal 9 Oktober 2017. Udin dianggap tidak melaksanakan tugas, tidak tertib administrasi dalam perjalanan dinas, tidak melakukan koordinasi yang harmonis terkait SKPD, dan melakukan kegiatan kontra produktif.
Surat itu ternyata dibalas Udin yang isinya menolak semua tuduhan dan menyebut posisinya setara dengan gubernur.
Kaltara adalah provinsi baru di Indonesia yang disahkan pada tanggal 25 Oktober 2012. Pasangan Irianto-Udin yang menjabat sebagai gubernur-wagub pertama terpilih dalam Pilkada 2015 diusung oleh PKS, PDIP, PAN, PBB, Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.
Komentar
Berita Terkait
-
Warna-warni Cap Go Meh Tanjung Selor: Barongsai dan Mobil Hias Memukau Warga
-
Larasati Moriska Lulusan Mana? Jadi Anggota DPD RI Termuda Periode 2024-2029
-
Rencana Jangka Panjang Kaltara Titik Beratkan Kawasan Industri Hijau Terbesar Dunia
-
Mau Maju Cagub Kalimantan Utara, Ketua Joman Noel Klaim Dapat Dukungan dari Jokowi
-
Dua Korban Pesawat Perintis Jatuh di Nunukan Dievakuasi ke RSUD dr Jusuf SK Tarakan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok