Suara.com - Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian terus melakukan pengawasan demi mencegah hewan ternak yang dijual dengan harga murah setelah letusan Gunung Agung, Karangasem, Bali.
Berdasarkan laporan dari beberapa lokasi kandang penampungan, ada sebanyak 35 ternak yang terjual. Penjualan ternak tersebut bukan karena pemilik panik. Warga memerlukan uang untuk bekal persiapan mengungsi.
"Penjualan ternak yang dilakukan pengungsi juga dikawal petugas pendamping di lapangan dengan harga yang wajar," kata Ketua Satgas PKH, I Ketut Gede Nata Kesume di Jakarta, Sabtu (2/12/2017).
Sebanyak 35 ternak yang dijual tersebut yakni jantan bakalan dan pedet betina. Petugas di lapangan mengawal agar penjualan ternak tidak merugikan pemilik karena harga yang terlalu murah. Harga pedet betina per ekor rata-rata Rp5 juta sampai Rp6 juta, pedet jantan Rp6 juta sampai Rp7 juta dan betina dewasa Rp8 juta sampai Rp10 juta per ekor.
Selain itu, sapi jantan dewasa berat 300-350 kilogram dijual dengan harga Rp40.000 sampai Rp41.000 per kg berat hidup, sedangkan jantan dewasa dengan berat di atas 400 kg seharga Rp42.000 sampai Rp43.000 per kg berat hidup.
Menurut dia, setelah letusan Gunung Agung, tidak banyak sapi yang dijual karena pengungsi yang kembali saat penurunan status Gunung Agung dari awas menjadi siaga, belum berani membeli sapi lagi selama status belum berubah "aman".
Ada pun Kementan menegaskan agar para peternak yang berada di lokasi terkena dampak erupsi tidak lagi panik dan khawatir akan keselamatan hewan ternaknya.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan Kementan telah menyiapkan 14 titik lokasi penampungan ternak yang aman, serta telah menurunkan Tim Satgas PKH yang bertugas dari sejak ditetapkannya status Gunung Agung awas pada 23 September 2017 hingga turun jadi siaga, kemudian meningkat menjadi awas hingga kini. Lokasi penampungan tersebar di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Klungkung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli .
"Lokasi penampungan ternak yang kami siapkan ini lebih aman bagi ternak warga daripada berada di kawasan rawan bencana," kata Ketut.
Baca Juga: Mereka yang Pasrah Menunggu Gunung Agung Sembuh dari 'Flu'
Ia menambahkan di lokasi penampungan disediakan tempat kandang penampungan sementara, penyediaan pakan hijau dan konsentrat, obat-obatan serta pelayanan kesehatan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan