Suara.com - Sejatinya bencana adalah sebuah proses penciptaan alam yang belum selesai. Gejala alam itu menjadi sebuah bencana ketika pada akhirnya memakan korban manusia.
Setidaknya, itulah pendapat sebagian besar masyarakat Bali yang tinggal turun temurun di kaki Gunung Agung dengan tradisi dan kearifan lokalnya.
Karena keyakinan itulah, ketika pemerintah menetapkan Gunung Agung berstatus Awas pada Senin 27 November lalu, sebagian masyarakat di Kabupaten Karangasem, Bali, enggan mengungsi.
Mereka meyakini, letusan gunung merupakan proses alam biasa layaknya manusia terkena gejala flu. Sebentar juga sembuh. Begitu mereka meyakini.
Pilihan berat
I Nengah Jadra (54), yang tinggal di Dusun Keladian di wilayah Desa Pempatan, Karangasem, menjadi salah satu warga yang menolak mengungsi.
Lelaki yang hidup di sekitar Gunung Agung ini bukan tidak patuh pada peringatan pemerintah, tetapi karena ayah 3 anak ini mengalami pecah pembuluh darah, atau stroke.
“Sudah tujuh tahun bapak sakit. Cuma bisa berbaring dan duduk di atas matras karpet rumah,” kata Ni Ketut Suryani (14) kepada Anadolu Agency.
Nengah yang tinggal enam kilometer meter dari kaki Gunung Agung ini hidup bersama anak kedua dan bungsunya, Ni Ketut dan I Wayan Arte (8), yang masih duduk di kelas dua Sekolah Dasar.
Baca Juga: Ahmad Dhani: Reuni 212 Ini Aksi Politik
Istri Nengah sudah tiga tahun meninggalkan dia untuk mencari nafkah di luar desa tempat tinggal mereka. Sementara Anak lelaki pertamanya sudah menikah dan tidak tinggal bersama dia.
Selama ini keluarga Nengah mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar.
Beberapa kali petugas penanggulangan bencana mendatangi rumahnya untuk mengajak keluarga itu mengungsi. Mengingat jarak rumah yang mereka tempati masuk pada zona berbahaya. Namun mereka menolak.
“Saya takut. Mau mengungsi. Tapi saya harus tunggu bapak," kata Suryani sambil menangis.
Keraguan Suryani bukan cuma itu. Seperti warga kebanyakan lainnya, dia takut sumber kehidupannya akan hilang jika mereka mengungsi.
"Mau mengungsi, tapi ternak saya tak ada yang urus. Kambing 11, ayam puluhan,” tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka