Suara.com - Fredrich Yunadi, pengacara Ketua DPR sekaligus tersangka kasus dugaan korupsi KTP elektronik, menyebut KPK sengaja mempercepat merampungkan berkas perkara kliennya, lantaran ketakutan menghadapi proses praperadilan.
"Karena mereka takut saja. Mereka kebakaran jenggot. Kenapa mereka ketakutan seprti itu, dari sini kan bisa dilihat," kata Fredrich di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2017).
Fredrich bahkan menuding lembaga antirasywah melakukan segala cara untuk menghindari praperadilan yang diajukan kliennya. Namun, ia yakin pengadilan akan tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan.
"Doakan bisa menang. Ya karena orang bilang kalau sudah P21—berkas perkara Setnov lengkap—(praperadilan) gugur. Itu yang ngomong siapa? Belajar hukum yang benar," tukasnya.
KPK telah melimpahkan berkas perkara tersangka kasus Setnov ke tahap penuntutan. Jaksa penuntut umum KPK tengah menyusun berkas dakwaan terhadap Ketua DPR.
Fredrich memprotes langkah KPK yang tengah merampungkan berkas penyidikan. Menurut dia, mestinya penyidikan belum selesai karena KPK belum memeriksa sejumlah saksi dan ahli meringankan yang diajukan oleh Novanto.
Menurut dia, kalaupun beberapa di antara saksi atau ahli meringankan tersebut masih ada yang belum bisa memenuhi panggilan KPK, hal itu lantaran saksi dan ahli yang diajukan memiliki kesibukan pribadi. Karenanya, KPK mestinya menjadwalkan ulang.
"Jangan membodohi rakyat, kan seolah sudah panggil (saksi). Yang dipanggil kan buka pengangguran. Kalo pengangguran di pinggir jalan bolehlah dipanggil setiap saat. Nah, mereka itu pejabat. Rektor itu pejabat eselon 1, lebih tinggi dari ketua KPK. Panggilan hari Jumat malam, hari Senin malam harus datang," tuturnya.
Baca Juga: Kasus dengan Dewi Perssik, Polisi Periksa Petugas TransJakarta
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh