Suara.com - KPK menetapkan Fredrich Yunadi, mantan pengacara Setya Novanto, sebagai tersangka atas dugaan menghalang-halangi penyidikan kasus korupsi dana proyek KTP elektronik.
Selain Yunadi, KPK juga menetapkan dokter Bimanesh Sutarjo--dokter yang pernah merawat Setnov--sebagai tersangka dalam kasus sama.
"FY dan BST diduga bekerjasama untuk memasukkan SN ke salah satu RS untuk rawat inap dengan data medis dimanipulasi untuk menghindari panggilan dan pemeriksaan penyidik KPK ke SN," kata Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dalam konferensi pers di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2018).
Sebelum diumumkan sebagai tersangka, Selasa (9/1), KPK menguraikan bahwa Yunadi sudah masuk daftar pencekalan sehingga dilarang keluar negeri.
Menurut Basaria, Yunadi sejak lama dinilai merintangi KPK untuk mengusut Setnov yang diduga terlibat dalam patgulipat proyek e-KTP.
Perjalanan Yunadi sampai menjadi tersangka dimulai pada 15 November 17, saat KPK menjadwalkan memeriksa Setnov yang ketika itu masih melenggang bebas sebagai Ketua DPR sekaligus Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Namun, Yunadi pada hari itu mengirimkan KPK surat berisi pemberitahuan bahwa kliennya tak datang. Alasannya, KPK terlebih dulu harus mendapat izin tertulis dari Presiden Joko Widodo kalau ingin memeriksa Setnov yang notabene ketua dari semua wakil rakyat seantero Nusantara.
"Rabu tanggal 16 November 2017, jam 21.00, tim datangi Jalan Wijaya, rumah SN bawa surat perintah untuk dibawa ke KPK dan digeledah. SN tak ada ditempat, dilakukan pencarian sampai 02.50 WIB," kata Basaria.
Baca Juga: Didominasi Pemain Muda, Ini Target Bali United di Piala Presiden
Malam berganti pagi, hari Rabu berganti Kamis (17/11), tapi Setnov tak kunjung menyerahkan diri. Karenanya, KPK mengeluarkan imbauan agar Setnov menyerah.
Namun, Setnov ternyata tak gampang diimbau. Ia tak kunjung melangkahkan kaki ke kantor KPK. Alhasil, lembaga antirasywah tersebut mengirimkan polisi surat agar memasukkan nama Setnov dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buronan.
"Malam hari ada info mobil SN kecelakaan, dibawa ke RS Medika Permata Hijau, di RS Medika SN tak dibawa ke IGD, tapi langsung ke rawat inap VIP. Sebelum dirawat, FY diduga sudah datang lebih dulu untuk koordinasi dengan pihak rumah sakit. Dokter di RS, diduga dapat telepon dari FY, SN akan dirawat pukul 21, rencana akan booking ruang VIP satu lantai," ungkap Basaria.
Mengetahui buruannya masuk RS, tim KPK segera mendatangi RS Medika Permata Hijau. Namun, mereka dipersulit saat ingin menemui Setnov yang terkapar. Informasi mengenai kecelakaan dan perawatan Novanto juga rapat-rapat ditutup.
"Penyidik dapat kendala tentang informasi kecelakaan dan berlanjut informasi perawatan medis," katanya.
Malam nahas itu, Yunadi juga muncul di RS tersebut. Ia sempat melayani awak media yang mempertanyakan nasib Setnov setelah kecelakaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama