Suara.com - Angkatan laut Mesir melepaskan tembakan ke arah nelayan Palestina di laut dan membunuhnya, kata Kementerian Gaza pada Sabtu (13/1/2018).
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra, pejabat Mesir tidak segera memberikan komentar mengenai insiden yang terjadi Jumat malam setelah gelap di dekat kota perbatasan selatan Rafah.
Tidak dapat dipastikan apakah nelayan tersebut berusaha menyeberang ke perairan Mesir. Pasukan angkatan laut Mesir sebelumnya telah melepaskan tembakan ke arah warga Gaza yang mereka tuduh menyeberangi perbatasan maritim.
Nelayan dari Gaza telah sering membawa tangkapan dari wilayah Mesir untuk menghindari pembatasan yang diberlakukan oleh blokade angkatan laut Israel di daerah kantong tersebut, yang dipertahankan Israel untuk alasan keamanan.
Nelayan Gaza mengatakan bahwa zona penangkapan ikan terbatas yang dipaksakan oleh Israel tidak cukup besar untuk memenuhi permintaan 2 juta orang di tempat tersebut.
Gaza dijalankan oleh kelompok Hamas, yang telah bertempur dalam tiga perang dengan Israel dan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh negara-negara Barat dan Israel.
Israel menarik pasukan dan pemukim dari wilayah tersebut pada 2005, tapi tetap memantau saluran untuk barang dan pasokan sebagian besar listriknya.
Israel dan Mesir, dengan alasan keamanan, mempertahankan pembatasan ketat terhadap jalan masuk orang-orang Palestina melalui perbatasan mereka dengan daerah kantong tersebut.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dilansir Reuters mengatakan negara - negara Arab pekan lalu mengatakan akan segera melakukan langkah diplomatik membujuk Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya di wilayah yang direbut Israel pada perang 1967.
Enam menteri luar negeri Arab bertemu di Amman untuk menindaklanjuti keputusan-keputusan yang diambil Liga Arab sebelumnya menanggapi langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Desember mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah keputusan yang membalik kebijakan AS mengenai Timur Tengah yang telah berlaku selama beberapa dekade.
Sebuah komite yang beranggota Mesir, Maroko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, pihak Palestina dan dikepalai oleh Yordania dibentuk setelah sidang darurat Liga Arab di Kairo beberapa saat setelah keputusan Trump yang menyerukan Washington agar membatalkan keputusannya.
Liga Arab menyatakan pada waktu itu langkah tersebut akan memicu kekerasan di kawasan dan melukiskan pengumuman Trump sebagai "pelanggaran hukum internasional yang berbahaya" yang tak memiliki dampak hukum.
Safadi mengatakan para menteri akan merekomendasikan serangkaian langkah untuk menyelenggarakan pertemuan para menteri Liga Arab yang dijadwalkan akhir bulan ini.
Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan pertemuan tingkat menteri juga akan membahas peran Washington dalam pemeliharaan perdamaian Arab-Israel di masa depan yang negara-negara anggota menyatakan sekarang dibahayakan oleh apa yang mereka lihat bias AS terhadap Israel.
Negara-negara Arab, lanjut dia, juga akan membahas apakah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi luar biasa bagi para pemimpin mereka atau menunggu sampai KTT yang dijadwalkan di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, pada akhir Maret. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog