Suara.com - Puluhan wartawan yang bertugas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memboikot kunjungan kerja Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri di lokasi pembangunan terowongan kereta api Notog karena dipersulit oleh petugas PT PP (Persero) Tbk.
Aksi boikot tersebut berawal dari keributan antara wartawan dan petugas PT PP (Persero) Tbk di titik keluar (outlet) terowongan yang dikerjakan oleh badan usaha milik negara itu, Dusun Gandulekor, Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Selasa (16/1/2018).
Saat salah seorang wartawan Media Indonesia, Liliek Dharmawan menanyakan alat pelindung diri (APD) agar bisa masuk ke lokasi proyek, petugas dari bagian "Health, Safety, and Environment (HSE)" itu justru menjawab dengan perkataan yang tidak mengenakkan.
"Salah seorang dari mereka mengatakan,'itu nanti kalau ada sisa karena akan buat rombongan tamu'," kata Liliek.
Terkait dengan hal itu, fotografer Antara, Idhad Zakaria berusaha mencari solusi terbaik agar wartawan yang berjumlah 25 orang bisa mendapatkan APD sehingga bisa masuk ke lokasi proyek untuk meliput kunjungan Menaker saat meninjau proyek terowongan.
Akan tetapi, petugas mengatakan jika hanya 20 orang yang bisa masuk ke dalam terowongan.
Oleh karena jumlah wartawan ada 25 orang, Idhad pun menanyakan jatah APD untuk awak media itu dan petugas mempersilakan untuk menghitungnya.
Saat Idhad menyampaikan jika ada 10 wartawan yang butuh visual untuk foto maupun televisi, justru dijawab tidak bisa oleh petugas.
"Saya pun kembali tanya, kalau 10 tidak bisa, lalu bolehnya berapa orang, eh dia malah bilang 'itu terserah anda'. Saya ulangi pertanyaan itu hingga lima kali, namun dia justru membentak sambil mengatakan 'saya sudah biasa menghadapi wartawan ini'," katanya.
Baca Juga: Gantikan Setnov, Bambang Soesatyo Diminta Baik ke Wartawan
Setelah mendengar perkataan tersebut, seluruh wartawan akhirnya memutuskan untuk tidak meliput kunjungan kerja Menaker dan kembali ke Purwokerto.
Ketika wartawan berjalan menuju lokasi parkir kendaraan, dua petugas HSE PT PP (Persero) Tbk berusaha mengejar untuk meminta maaf dan meminta mereka kembali ke lokasi proyek.
Akan tetapi wartawan tetap memutuskan untuk pergi karena merasa telah dipersulit dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Padahal, kedatangan wartawan ke lokasi proyek pembangunan terowongan yang merupakan terowongan jalur rel ganda pertama di Indonesia itu atas undangan PT PP (Persero) Tbk.
Bahkan sebelum ke lokasi proyek, wartawan pun diminta untuk datang ke Kantor PT PP (Persero) Tbk di Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Banyumas, untuk mendapat penjelasan dari Project Manager Purwokerto Tunnel (Terowongan Notog, red.) Eko Septiyanto.
Dalam pertemuan tersebut, Eko mengatakan kunjungan Menaker M. Hanif Dhakiri ke lokasi proyek terowongan itu berkaitan dengan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Tag
Berita Terkait
-
Penganiayaan Jurnalis di Jaktim Berakhir Damai, Pelaku Meminta Maaf dan Tempuh Restorative Justice
-
Jurnalis Dianiaya Saat Liput MBG: Ada Apa di Balik Dapur yang Bikin Keracunan?
-
Liput Kasus Keracunan MBG, Jurnalis Malah Dicekik Pekerja SPPG Dapur Umum di Pasar Rebo
-
ID Liputan Dikembalikan, Ekspresi Diana Valencia Jadi Sorotan
-
Cuma Nanya, Kok Dicabut? Siapa Diana Valencia Usai Pertanyakan Program MBG
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram