News / Internasional
Selasa, 13 Februari 2018 | 14:36 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri). Grup perempuan Tentara Rakyat Baru (New People's Army) sayap bersenjata Partai Komunis Filipina (kanan). [Politico]
Baca 10 detik

"Kalian tahu, pada saat tertentu, para feminis tersebut berlaku sangat berlebihan. Ayolah, ini (pernyataan Duterte) sangat lucu. Tertawa sajalah."

Untuk diketahui, NPA/PKF sejak tahun 1967 mendeklarasikan perang terhadap pemerintah reaksioner Filipina, sebagai jalan pembebasan kaum tani, buruh, perempuan, pemuda, pelajar, dan kaum minoritas.

Mereka menilai, meski rezim silih berganti, namun kebijakan pemerintah tetap tidak pro terhadap rakyat miskin.

Kekinian, hubungan NPA/PKF dengan Duterte kembali memanas, setelah sang presiden membombardir sekolah-sekolah suku minoritas Lumads di selatan Filipina.

Load More