Suara.com - Presiden PKS Sohibul Iman memastikan pihaknya punya kandidat sendiri untuk dicalonkan sebagai Presiden ataupun Wakil Presiden pada Pilpres periode 2019-2023 mendatang. Sebab itu, hingga kini PKS menentukan sosok lain dari partai lain.
"Kan 2019 tadi sudah disebutkan, di sini (kepastian koalisi dengan Gerindra, PAN) belum dibicarakan. Kalau PKS sudah jelas, kita punya 9 Bacapres dan Bacawapres sudah kan. Sekarang kita tinggal cari siapa pasangannya," kata Sohibul di rumah Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarat Selatan, Kamis (1/3/2018).
Sembilan nama yang dideklarasikan PKS sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden antara lain, Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.
Meskipun sembilan nama tersebut memiliki elektabilitas masih rendah, bagi PKS tak menjadi soal.
"Ya nggak apa-apa (elektabilitas rendah). Kalau mau ada mitra yang ambil salah satu, kan boleh," ujar Sohibul.
Menolak Tawaran Koalisi Dari Istana
Diberitakan sebelumnya, Sohibul Iman mengaku mendapat tawaran untuk bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah. Baginya tawaran itu biasa-biasa saja dan tak perlu dipersoalkan.
"Saya tegaskan di sini. Bahwa PKS diajak bergabung dengan Istana ada. Dan itu bukan sebuah kejahatan dalam politik. Itu biasa-biasa saja, istana ingin mengajak kita," kata Sohibul usai menghadiri pertemuan di rumah Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2018).
Namun demikian, tawaran itu ia tolak lantaran tidak ingin Joko Widodo tak punya pesaing pada Pilpres 2019. Ia menilai, jika Jokowi tidak memiliki lawan, maka tidak baik buat proses demokrasi di Indonesia.
Baca Juga: PKS Menolak Tawaran Dukung Jokowi di Pilpres 2019
"Cuma kita lihat, kalau PKS, Gerindra, PAN bergabung (koalisi pemerintah), kemungkinannya nanti Pak Jokowi lawan kotak kosong. Kita melihat itu tidak sehat buat demokrasi kita," ujar Sohibul.
Menurut dia, kurang logisi apabila PKS yang selama ini menjadi partai oposisi pemerintah, tiba-tiba juga ikut mendukung Jokowi.
Sohibul menduga ajakan untuk ikut mendukung Jokowi, agar Pilpres 2019 hanya ada satu calon tunggal, yakni Jokowi sendiri.
"Istan mengajak koalisi biar hanya ada satu calon tunggal itu? Mungkin begitu," kata Sohibul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
Terkini
-
Kasus Kematian Janggal Arya Daru, Komisi III DPR Desak Polisi Buka Kembali Penyelidikan
-
Jabatan Dobel Angga Raka: Dilantik Jadi Kepala Badan Komunikasi, Tapi Masih Wamenkomdigi
-
Kepala KSP Era Prabowo: Jejak Panas M Qodari Penggaung Jokowi 3 Periode Sekaligus Juragan Tanah!
-
PDIP: BPJS Bukan Asuransi tapi Hibah Negara buat Rakyat!
-
Profil Rohmat Marzuki, Kader Loyal Gerindra dari Magelang Geser Adik Ipar Haji Isam dari Wamenhut
-
Resmi Dilantik jadi Menpora, Ingat Lagi Sederet 'Dosa' Erick Thohir di PSSI
-
Dua Karyawan PT WKM Diduga jadi Korban Kriminalisasi, Aktivis Malut Tuntut PT Position Angkat Kaki!
-
Profil dan Rekam Jejak Afriansyah Noor: Kembali Jadi Wamenaker, Pengganti Immanuel Ebenezer
-
Siapa Sarah Sadiqa? Mengenal Srikandi Baru Pilihan Prabowo Jadi Kepala LKPP
-
Beda Jauh dari Mahfud, Kenapa KPU Tak Cantumkan Pendidikan Terakhir Gibran?