Suara.com - Pekan ini perbaikan besar-besaran dimulai di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Di sana pusat pembelanjaan dan wisata terbesar di Yogyakarta.
Revitalisasi ini dilakukan secara bertahap dari sisi barat, bagian utara jalan Malioboro. Hingga nantinya sampai pada bagian selatan Malioboro.
Revitalisasi Malioboro dilakukan tidak hanya di bagian jalur lambat atau yang biasa digunakan tukang becak dan andong menunggu penumpang. Namun juga di sisi depan pertokoan yang biasa digunakan oleh PKL untuk berjualan.
Selama proses revitalisasi pedagang kaki lima atau PKL yang lokasi jualannya terkena dampak revitalisasi maka akan diliburkan.
"Iya nanti kalau pas sini (daerah jualannya) kena revitalisasi ya akan diliburkan kurang lebih 3 bulan," ujar Agus salah satu PKL di kawasan Malioboro.
Agus (30) yang sehari-hari berjualan baju menambahkan selama revitalisasi dirinya jelas mengalami kerugian. Sebab pendapatannya mulai berkurang hingga lebih dari 30 persen.
Saat nanti lokasi jualannya mulai direvitalisasi, maka Agus juga terpaksa pulang kampung atau libur untuk sementara waktu.
"Ya jelas rugi, nanti libur 3 bulan juga, nggak dapat ganti rugi juga. Tapi ya bagaimana lagi. Semoga segera selesai dan ke depannya kebersihannya bisa terjaga dengan baik," ujar Agus.
Senada dengan Agus, Bu Andy (50), perempuan paruh baya yang sudah berjualan di kawasan Malioboro selama 40 tahun juga mengalami kerugian yang cukup signifikan.
Baca Juga: Kehadiran Presiden Jokowi Diharap Kuatkan Citra Wisata Malioboro
"Belum seminggu, kerugian saya ya ada sampai 80 persen. Sepi, hari ini saja belum laku sama sekali. Bagaimana lagi, ditutup soalnya," kata Andy.
Meskipun menderita kerugian yang cukup besar namun Andy tak dapat berbuat banyak. Andy hanya berharap semoga revitalisasi dapat berjalan dengan cepat agar dagangannya yang berupa asesoris dapat kembali laris terjual.
Sementara itu, selain para PKL, tukang becak yang berada di kawasan Malioboro juga berharap agar proses revitalisasi segera selesai dilakukan.
"Ya pinginnya cepat selesai revitalisasinya jadi ga ditutup lagi jalannya, kalau rugi ya tiap hari sudah berkurang pendapatannya cuma nggak hitung berapa persennya," kata Nasnangin (40).
Senada dengan Nasnangin, Sigit (40), kusir andong di kawasan Malioboro juga mengeluhkan adanya penurunan pendapatan selama proses revitalisasi.
"Ya kalau penurunan ada sampai 50 persen," ujar Sigit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional