Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari tak percaya dengan hasil survei Indonesia Network Election Survei (INES) yang menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo jauh di bawah elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menurut Eva, INES bukan lembaga survei yang kredibel. Melainkan telah menjadi lembaga survei pesanan Partai Gerindra.
"Ini masalah internal INES tuh, kita berpegang pada lembaga-lembaga yang kredibel saja dan reputasinya akuntabel. So far, mereka relatif sama temuannya, jadi saya no comment soal INES," kata Eva saat dihubungi, Senin (7/5/2018).
Eva mengatakan, data yang kemarin dirilis INES adalah data anomali dan banyak erornya.
Bahkan, kata dia, berdasarkan keterangan mantan Direktur INES, lembaga survei tersebut merupakan alat propaganda Partai Gerindra.
"Ada pengakuan dari bekas Direktur bahwa INES kan alat propaganda dari Gerindra. Jadi tentu pembahasan hasil survey tidak bisa pakai logika akademik, karena tujuannya politis, kepentingan subyektif dari Gerindra. Alias nggak ilmiah," tutur Eva.
Apalagi, lanjut Eva, INES bukanlah lembaga survei yang tergabung pada asosiasi lembaga survei, seperti PERSEPI yang legal di mata Komisi Pemilihan Umum.
"Padahal menurut peraturan KPU, lembaga survei boleh merilis survei jika terikat ke perhimpunan lembaga survei sehingga bisa dikontrol oleh Dewan Etik PERSEPI. Lagipula masak menurut survei mereka nggak ada undecided voters. Semua responden sudah punya pilihan ke Capres," tutur Eva.
Seperti diketahui, berdasarkan survei INES, elektabilitas Jokowi hanya 27,7 persen. Sedangkan elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 50,2 persen, disusul oleh Gatot Nurmantyo 7,4 persen, dan tokoh lain 14,7 persen.
Baca Juga: Bertemu Jokowi, DPD Konsultasi UU MD3 dan Tambahan Kursi Pimpinan
Berita Terkait
-
Bertemu Jokowi, DPD Konsultasi UU MD3 dan Tambahan Kursi Pimpinan
-
Cak Imin Yakin Jokowi Kalah Jika Tak Menunjuknya Jadi Cawapres
-
Soto Hingga Rengginang Ludes di Santap Siang Jokowi dan PM Cina
-
Cina Minta Indonesia Tingkatkan Impor Jeruk Mandarin
-
Prabowo Layak Gandeng Kader PKS karena Sama-sama Oposisi
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
Terkini
-
Koperasi Kelola Tambang, Kebijakan Menkop Ferry Juliantono Dinilai Gebrakan Revolusioner, Mengapa?
-
Brigjen Wahyu Yudhayana: Profil dan Biodata Sesmilpres Baru dalam Mutasi TNI
-
Fakta Baru Kematian Terapis 14 Tahun: Dapat Kerja dari TikTok, Tertekan Denda Rp 50 Juta
-
Pramono Anung Janji Bongkar Tiang Monorel Mangkrak Mulai Januari 2026
-
Modus Kasih Duit, ABG di Cilincing Bunuh Siswi SD usai Dilecehkan: Bantal-Kabel jadi Alat Membunuh?
-
Bocor, Apa Isi Percakapan Prabowo dan Trump yang Jadi Sorotan Media Inggris?
-
Bagaimana Peneliti BRIN Gunakan Data Warna Laut untuk Perkuat Ekonomi Biru, Intip Caranya
-
Keji! Remaja 16 Tahun di Cilincing Bunuh dan Lecehkan Bocah SD, Modusnya Janjikan Baju Baru
-
Cak Imin Ungkap Realitas Pesantren: Mayoritas Santri dari Keluarga Miskin, Ijazah Bukan Prioritas
-
Sampel Organ Tubuh Diperiksa RS Polri, Terapis ABG di Pejaten Jaksel Tewas Diracun?