Suara.com - Media sosial masih menjadi medium paling ampuh untuk menyebarkan paham radikalisme dan propaganda teroris ke masyarakat. Hal itu dikatakan oleh pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Solahudin.
"Untuk proses radikalisasi di Indonesia, media sosial punya peran penting," kata Solahudin di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Melalui penelitian yang ia lakukan, terungkap bahwa hampir semua terpidana kasus teroris itu memiliki akun media sosial.
"Sehingga saya berkesimpulan semua pelaku aksi terorisme memang memiliki keterkaitan dengan media sosial," lanjutnya.
Sementara untuk proses rekrutmen anggota, Solahudin mengatakan bahwa pertemuan secara langsung masih menjadi pilihan kelompok teroris
Ia kemudian mengingatkan kepada pemerintah untuk senantiasa memerangi konten-konten radikal yang tersebar di media sosial.
Dalam kesempatan lain pada hari yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan bahwa pihaknya telah menutup ribuan akun media sosial menyusul pengeboman Mako Brimob Kelapa Dua di Depok, Jawa Barat pekan lalu.
Selain itu, Rudiantara juga sudah memerintahkan jajarannya untuk menyisir media sosial setiap dua jam sekali untuk menemukan dan menutup akun-akun penyebar paham radikal serta propaganda teroris.
"Saya sudah perintahkan setiap dua jam sekali dilakukan pengaisan di situs, jadi kasih kata kuncinya, dua jam sekali keluar. Di-crawling, lihat isinya, diblok, terus begitu," kata Rudiantara di Jakarta.
Sementara itu Facebook, di hadapan Rudiantara, juga mengatakan pihaknya akan menindak tegas akun-akun yang menyebarkan konten radikal.
"Kami tidak memberikan ruang untuk kekerasan. Ada konten bermasalah, langsung kami turunkan," kata kata Ruben Hattari selaku Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Tren Viral: Memahami Kekuatan Pop Culture di Era Digital
-
Lebih dari Sekadar Boikot: Bagaimana Cancel Culture Membentuk Iklim Sosial
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
Masuk Dakwaan, 80 Konten Instagram Ini Jadi Senjata Jaksa Jerat Aktivis Delpedro Marhaen Cs
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera