Suara.com - Seorang homoseksual di Chile yang menjadi korban pelecehan seksual seorang pemuka agama, Juan Carlos Cruz, mengungkap klaim kontroversial mengenai imam tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus.
Lelaki tersebut, seperti diberitakan Reuters, Selasa (22/5/2018), mengungkapkan pernah bertemu dan melakukan pembicaraan pribadi dengan Sri Paus.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengakui kepada Paus adalah seorang homoseksual dan menjadi korban pelecehan pastor.
"Namun, dalam pertemuan itu, Sri Paus mengatakan kepadaku bahwa Tuhan lah yang menciptakanku sebagai seorang homekseksual, dan Tuhan juga mencintaiku apa adanya," tuturnya.
Ia menuturkan, pernyataan-pernyataan Paus Fransiskus ketika pertemuan yang berlangsung pada awal bulan Mei 2018 ini sangat membantu dirinya keluar dari depresi.
"Dalam pertemuan itu, Sri Paus juga berkata dia mencintaiku meski aku seorang homoseksual. Aku juga diminta bergembira sebagai seorang homo," terangnya.
Cruz adalah satu dari tiga korban pelecehan seksual pastor di Chile yang diundang Paus Fransiskus ke Vatikan, di tengah adanya upaya hierarki gereja di negara itu untuk membungkam mereka.
Setelah Cruz dan kedua rekannya bertemu Paus Fransis, semua uskup di Chile mengajukan upaya mengundurkan diri.
Sejak terpilih pada tahun 2013, Paus Fransiskus secara dramatis mengubah bahasa yang digunakan Gereja tentang homoseksualitas, yang pernah dinilai sebagai subjek tabu.
Baca Juga: West Ham Resmi Tunjuk Manuel Pellegrini sebagai Manajer Anyar
"Jika seseorang adalah gay dan mencari Tuhan dan memiliki niat baik, siapa saya untuk menilai?" tutur Sri Paus saat kali pertama melawat ke luar negeri pada tahun 2013.
Sementara pada 2016, dia mengatakan telah melayani orang-orang dengan kecenderungan homoseksual yang tidak terpenuhi, serta homoseksual yang tidak dapat tetap suci, seperti yang diminta Gereja kepada mereka.
"Ketika seseorang tiba di hadapan Yesus, Yesus tentu saja tidak akan mengatakan: 'Pergilah karena kamu homoseksual'," katanya.
Pendahulu Francis, Paus Benediktus, menulis pada tahun 2005 bahwa homoseksualitas adalah "kecenderungan kuat yang diperintahkan terhadap kejahatan moral intrinsik".
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313