Suara.com - Nur Hasanah, mahasiswi doktor asal Indonesia yang saat ini belajar di Swiss Federal Institute of Technology (ETH) Zurich mengenalkan games simulasi soal kelapa sawit dalam rangkaian kegiatan simposium Latsis 2018 bertajuk "Scaling-up Forest Restoration".
Berlangsung di ETH Zurich sampai pekan lalu (09/06/2018), permainan ini mirip monopoli dengan pemain empat orang dan dipandu seorang game master untuk menetapkan laju permainan, menetapkan waktu, dan pengumuman setiap ronde.
Selaku pencipta games, Nur Hasanah menyatakan bahwa ia perlu empat bulan untuk menciptakan permainan yang menjadi bagian dari penelitian doktor di tempatnya belajar. Pilihannya jatuh kepada perkebunan sawit di Indonesia.
Kajian ini berangkat dari isu kelapa sawit di Eropa yang kerap dikampanyekan negatif dari segi ligkungan dan kesehatan, sementara Indonesia menempatkan sisi non-diskriminasi perdagangan dan upaya mengentaskan kemiskinan.
Atas dasar perbedaan sudut pandang itulah, perlu sebuah pendekatan segar dan kreatif agar isu kelapa sawit lebih bisa dipahami.
"Dan pada dasarnya, games ini berbicara soal strategi serta cara bertahan hidup, bagaimana setiap pemain dituntut untuk bisa mengatur strategi agar terus bisa bertahan dalam kondisi terbatas namun perlu mempertimbangkan keberlangsungan lingkungan hidup," papar Nur Hasanah.
Peluncuran games simulasi itu dihadiri Muliaman Hadad, Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, yang menyatakan dukungan agar permainan itu bisa memberikan pemahaman holistik menyoal kelapa sawit.
"Bukan sebatas isu perang dagang, namun isu kemanusiaan karena sebanyak 5,7 juta orang, termasuk 2,2 juta di antaranya adalah petani rakyat sekala kecil, yang menggantungkan hidup mereka dari sawit," tutur Muliaman. "Semoga games ini bisa mengubah pandangan orang Eropa soal sawit dari sudut pandang kemanusiaan dan pengentasan kemiskinan."
Dalam permainan ini, peserta berperan sebagai petani, pengusaha sawit, pasar, pemerintah dan petugas LSM. Petani diberi lahan dan uang untuk menjalankan permainan dengan target yang ditetapkan setiap ronde.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Harga Jual Sawit Malah Menurun
Bermain dalam durasi sekitar satu jam, hasil akhirnya bisa berbeda. Seperti muncul petani kaya, petani bangkrut, sampai kerusakan alam karena eksploitasi berlebih.
Clara, seorang mahasiswa doktor ETH asal Prancis yang ambil bagian sebagai pemain menyebutkan betapa penting kerja sama antara pebisnis sawit dengan petani skala kecil untuk kelangsungan lingkungan hidup.
Sementara Gabiya, mahasiswa asal Lithuania menyatakan ia lebih tercerahkan dan tidak bisa membayangkan kesulitan para petani sawit skala kecil untuk bertahan hidup.
(Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025